Rabu, 31 Desember 2014

CATATAN AKHIR TAHUN

Di akhir penghujung tahun 2014.
tidak terasa waktu cepat sekali berlalu. sebentar lagi kita akan berganti tahun. tahun dimana aku sudah tidak seperti anak-anak lagi, sudah tidak ada tanggungan sekolah lagi, sudah tidak minta uang orang tua lagi. setiap berganti tahun, aku pasti membuat target-target yang insya allah bisa terpenuhi. target tersebsar 2014 adalah WISUDA. dan alhamdulillah aku sudah bisa melaksanakannya. dan yg utama adalah mendapat pekerjaan. di akhir tahun aku diterima berkerja di salah satu penerbit buku di Jogja pastinya. Impian untuk bekerja ke luar kota harus tertunda, bahkan tidak akan aku lakukan hehe.
target yang paling sensitif kini sudah menemukan titik terang. Alhamdulilllah, semua atas kehendak Allah. aku akan berusaha mencoba mengerti nikmat yang sudah Allah berikan.
untuk menyambut datangnya tahun baru 2015, kini aku bersama teman-teman kerjaku, yang bisa dibilang sangat care dan baik kepadaku.
hnya syukur alhamdulillah yang dapat aku ungkapkan.
untuk target terbesar di tahun 2015 ini tidak dapat aku sebutkan. hnya Tuhan yang tahu.
hehehe :D
Selamat menunggu hadirnya tahun 2015.
semoga berkah :)

Senin, 20 Januari 2014

BAHASA DAN MEMORI


A.    Pengertian Memori
Setiap manusia memiliki memori untuk menyimpan informasi yang penting bagi dirinya dan membantu dalam berkomunikasi antarsesama. Salah satu pembeda utama manusia normal dan tidak normal yaitu memori, karena memori merupakan bagian integral dari eksistensi manusia. Segala sesuatu yang kita ketahui tentang dunia kita peroleh dari pengalaman yang kita simpan dalam memori. Komunikasi dengan sesama manusia akan terhenti karena tanggapan terhadap ujaran interlokutor ditentukan pula oleh kemampuan memori kita untuk menerima dan menyimpan input itu untuk jangka waktu yang pendek dan secara sementara (Dardjowidjojo, 2005:269).
Secara singkat memori dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menyimpan informasi sehingga kelak dapat digunakan lagi di masa yang akan datang. Memori adalah kemampuan kita untuk mengkodekan, menyimpan, mempertahankan dan kemudian mengingat informasi dan pengalaman masa lalu dalam otak manusia. Dalam istilah yang lebih fisiologis atau neurologis, memori merupakan satu set pengkodean koneksi saraf dalam otak, yaitu penciptaan kembali atau rekonstruksi pengalaman masa lalu oleh pelepasan sinkron neuron yang terlibat dalam pengalaman asli (Martin, 2010: http://www.human-memory.net/).
Terdapat dugaan bahwa pada awalnya fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk mengaktifkan memori, sehingga komunikasi berlangsung tanpa adanya hambatan. Khususnya bahasa lisan atau ujaran yang menjadi alat pemicu memori yang sangat fleksibel dan memancing pendengarnya untuk mengaktifkan memorinya dengan mengingat kembali peristiwa yang dialaminya (Arifuddin, 2010:195-196).
Berdasarkan pengertian di atas, memori dapat menyimpan informasi melalui tiga proses, yaitu encoding  (input), storage (penyimpanan), dan retrieval (output). Informasi yang diterima melalui semua indera akan diubah bentuknya sedemikian rupa sehingga dapat disimpan dalam otak. Proses pengubahan informasi menjadi simbol-simbol atau gelombang-gelombang listrik tertentu yang sesuai dengan peringkat yang ada pada organisme disebut encoding. Setelah encoding selesai dilakukan, baru dapat dilakukan penyimpanan atau retensi atau storage. Batasan di atas menunjukkan bahwa informasi tidak hanya disimpan saja. Tapi harus dapat dipanggil kembali, inilah yang disebut proses retrieval. Apabila informasi yang sudah disimpan tidak dapat dipanggil kembali, terjadi proses lupa (Irwanto dkk, 1991:142-143).


Proses penyimpanan informasi ke dalam memori dapat digambarkan sebagai berikut.
 





Tokoh pertama yang berhasil membawa studi tentang memori ke laboratorium untuk dipelajari secara objektif dan kuantitatif adalah Herman Ebbinghaus (1850-1909) psikolog dari Jerman. Dari penelitiannya muncul adanya dua macam memori: memori yang hidup singkat dan memori yang hidup lama, serta pengulangan membuat memori lebih panjang. Psikolog Amerika William James (1890-an) mengembangkan lebih lanjut dengan menajamkan  perbedaan antara memori jangka pendek dengan memori jangka panjang. Memori jangka pendek hanya berlangsung beberapa detik, sedangkan memori jangka panjang berlangsung hingga seumur hidup (Dardjowodjojo, 2005:270-271).
Pada awal abad ke-20 psikolog Rusia Ivan Pavlov mengajukan teorinya yang kemudian dikenal sebagai classical conditioning, sementaraa Edward Thorndike dari Amerika mengajukan eprant, atau experimental, conditioning yang kemudian dikenal sebagai trial-and-error learning. Studi yang objektif dan eksperimental ini dikembangkan lebih lanjut di Amerika oleh John B. Watson (1924) yang dapat dianggap sebagai bapak dari aliran behaviorisme. Dalam aliran ini seorang psikolog hanya harus melihat apa yang kasad mata saja (the observables). Apa yang tidak dapat dilihat tidak layak untuk diterka (Dardjowodjojo, 2005: 271).
Landasan ini mendapatkan reaksi negatif karena aliran ini mengabaikan proses mental yang terjadi pada saat kita memperoleh suatu informasi dan menyimpannya. Psikolog Inggris Frederic C. Bartlett (1886-1969) dapat dikatakan sebagai salah satu pelopor yang mula-mula sekali menyatakan bahwa persepsi dan memori tergantung tidak hanya pada lingkungan yang kasad mata tetapi juga pada struktur mental dari orang yang mempersepsinya. Ide inilah yang kemudian melahirkan psikologi kognitif (Dardjowodjojo, 2005:272).

B.     Dimana Memori Disimpan?
Para ahli masih berbeda pendapat menganai dimana memori disimpan. Menurut Karl Lashley (1890-1958), seorang psikolog di Universitas Harvart berpendapat bahwa memori tidak berada pada suatu titik atau daerah tertentu di otak. Karena memori membutuhkan banyak bagian dari otak untuk menyimpannya (Dardjowidjo, 2005:273).
            Menurut ahli bedah syaraf Wilder Penfield, dengan penelitiannya mengoperasi otak pasien yang hanya mendapat anastesi lokal (dan karenanya pasien ini sadar) menunjukkan bahwa lobe temporal merupakan di mana memori disimpan. Prakteknya dengan menggunakan alat elektronik dengan voltase yang rendah lalu ditusuk-tusukkan pada otak pada bagian lobe temporal khususnya di daerah Hippocampus, si pasien tersebut tidak dapat mengingat benda apa yang ditunjuk kepadanya. Hal tersebut tidak terjadi bila yang ditusukkan pada daerah lobe lain, seperti lobe pariental atau lobe frontal. Maka dapat disimpulkan bahwa daerah Hippocampus oleh sebagian peneliti diperkirakan sebagai pusat penyimpanan memori (Dardjowidjo, 2005:273).

 Description: I:\1.jpg
Gambar 1: Letak Hippocampus Pada Otak

            Pendapat lain dari Kapurdkk (1996) dan Cabeza dkk (1997) mengemukakan penemuannya bahwa penyimpanan memori dan retrival memori tidak berada pada tempat yang sama. Mereka berpendapat bahwa penyimpanan memori dilakukan oleh hemisfir kiri, khususnya di korteks pra frontal, korteks cingulate anterior, dan girus parahippocampal. Sementara itu, retrival memori dilakukan oleh hemisfir kanan pada tiga daerah yang sama. Pola ini kemudian dikenal dengan nama HERA- Hemispheric Encoding/Retrival Asymmetry (Dardjowidjo, 2005:274).





C.    Macam-macam Memori
Macam-macam memori menurut para ahli (Dardjowidjo, 2005: 274-279)
1.      Menurut Penfield dan Roberts (1959: 228-230)
Menyebutkan ada tiga memori, yaitu memori pengalaman, memori konseptual dan memori kata. Memori pengalaman adalah memori yang berkaitan dengan hal-hal di masa lalu dimana ada suatu pengalaman yang bermakna maka pengalaman tersebut semakin diingat dan disimpan. Memori konseptual adalah memori yang digunakan untuk membangun suatu konsep berdasarkan fakta-fakta yang masuk ke dalam ingatan manusia. Contoh memori konseptual misalnya, ketika anak-anak diperkenalkan dengan konsep kupu-kupu dan kemudian melihat gambar kupu-kupu, maka anak tersebut akan membangun konsep mengenai binatang ini sehingga pada akhirnya tersimpanlah konsep kupu-kupu itu dimemorinya. Memori kata adalah memori yang mengaitkan konsep dengan wujud bunyi dari konsep tersebut. Contohnya adalah apabila seseorang yang lupa nama suatu benda berarti dia gagal memanfaatkan memori kata (Dardjowidjo, 2005: 274).

2.      Menurut Squire dan Kendel (1999)
Membagi memori menjadi dua, yaitu memori nondeklaratif dan deklaratif.  Memori nondeklaratif berasal dari pengalaman tetapi terwujud dalam bentuk perubahan perilaku tetapi tidak mengingat masa lalu. Memori ini berisikan tentang kemahiran, hubungan dasar dan keterbiasaan. Maksudnya adalah memori nondeklaratif ini bersifat instingtif, yaitu perilaku yang bersifat menurut insting. Perilaku tersebut bersifat turun-temurun yang dibawa sejak lahir (Dardjowidjo, 2005: 274).
            Sementara itu, memori deklaratif adalah memori untuk peristiwa, fakta, kata, muka, musik dan segala bentuk pengetahuan yang telah diperoleh dalam hidup. Ada beberapa faktor yang membentuk memori deklaratif ini. Faktor-faktor yang membentuk memori deklaratif, yaitu yang pertama adalah unsur keseringan. Makin sering suatu peristiwa dilakukan secara berulang-ulang, maka semakin besar kemungkinan memori peristiwa itu akan tertanam dan selalu diingat. Hal ini sering terjadi dalam hal mempelajari suatu pelajaran. Misalnya jika kita membaca satu bab dua atau tiga kali, kemungkinannya adalah bahwa kita bisa memahami dan mengingat lebih baik apa yang tertulis didalam bab itu. Hal ini juga diperkuat lagi dengan sikap kita, makin positif sikap kita terhadap topik yang kita baca, maka makin kuat memori itu akan tertanam (Dardjowidjo, 2005: 275).
            Kedua, faktor relevansi. Suatu peristiwa dari segi si pengalaman dirasakan relevan akan sangat mengesankan dan akan menumbuhkan memori yang cukup lama, bahkan bisa seumur hidup. Misalnya dalam hal cinta, seseorang akan terus mengingat siapa orang yang pertama kali mereka cintai. Contoh yang lain dari proses pembelajaran, orang biasanya juga akan terus mengingat siapa dosen atau guru yang mereka sukai atau mereka benci (Dardjowidjo, 2005: 275).
            Ketiga, faktor signifikansi. Sesuatu yang signifikan umumnya akan diingat cukup lama. Peristiwa larinya Tommy Soeharto misalnya, mungkin saja tidak relevan dalam kehidupan si A atau si B, tetapi peristiwa itu sangat signifikan dalam tata hukum Indonesia. Karena itu, si A atau si B akan ingat peristiwa tersebut untuk jangka waktu yang lama (Dardjowidjo, 2005: 275).
            Keempat, faktor gladi kotor. Seorang penyanyi mau tidak mau harus melatih diri untuk menghafal lirik lagu yang akan dinyanyikan. Gladi kotor ini membuat orang ingat tidak hanya aransemen musiknya saja tetapi juga kata demi katanya (Dardjowidjo, 2005: 275).
            Kelima, faktor keteraturan. Wujud yang ditata secara teratur akan lebih mudah diingat daripada yang diletakkan secara acak. Dalam perpustakaan pribadi, kita akan mudah mencari buku yang kita perlukan jika tatanan buku itu mengikuti suatu sistem tertentu. Misalnya berdasarkan topiknya: sosiolinguistik di rak bagian kanan atas, psikolinguistik di bawahnya, morfologi di rak kiri dan seterusnya (Dardjowidjo, 2005: 275).

3.      Menurut William James (1841-1910)
Membagi memori dalam dua kelompok besar, yaitu memori pendek dan memori panjang. Memori pendek dibagi lagi menjadi dua sub-bagian: memori sejenak (immediate memory) dan memori kerja (working memory). Dengan demikian, pembagian memori menurut James adalah sebagai berikut.
                                                   Sejenak
                           Pendek
Memori                                       Kerja
                                        Panjang

Sesuai dengan namanya, memori pendek merujuk pada macam memori itu dilupakan atau dimasukkan ke dalam memori panjang. Memori pendek yang sejenak merujuk pada informasi itu diperoleh sehingga fokus perhatian ada pada alir pikiran yang sedang melaju. Kapasitas memori seperti ini sangat terbatas, hanya dapat menahan sekitar tujuh digit angka atau perihal. Ini pula sebabnya mengapa nomor telepon diberbagai Negara maksimal tujuh angka. Memori pendek yang sejenak juga tidak tahan lama, maksimal 30 detik (Dardjowidjo, 2005: 276).
            Memori pendek sejenak dapat diperpanjang beberapa menit dengan cara pengulangan. Pada saat kita akan menelepon seseorang, misalnya kita mengulang nomor yang diberikan sebelum kita memijat nomor-nomor itu. Perpanjangan seperti ini membuat memori pendek sejenak menjadi memori kerja. Karena perbedaan yang sangat tipis ini orang sering kali menyatukan memori pendek sejanak dan memori kerja menjadi memori pendek saja. Sedangkan memori panjang adalah memori yang sangat lambat bila dilupakan dan kapasitasnya tidak terbatas. Memori jangka panjang bias menyimpan beberapa informasi yang ruang lingkupnya tidak terbatas. Contohnya dalam hal mengingat janji atau membaca informasi yang penting, misalnya lowongan kerja. Memori jangka panjang juga bersifat relevan (Dardjowidjo, 2005: 276).
           
4.      Menurut Tuvling dan Lapage (2000)
            Membagi menjadi dua kelompok besar: memori proskopik (disebut juga sebagai memori non-episodik) dan memori palinskopik (disebut juga memori episodik). Pada memori proskopik pengalaman pada suatu waktu dimanfaatkan untuk menangani kasus dimasa depan. Misalnya, anak yang jarinya terbakar karena main dengan korek api akan menghindar atau berhati-hati dengan benda itu lagi (Dardjowidjo, 2005: 277).
            Memori palinskopik atau episodik merujuk tidak ke masa depan tetapi ke masa lalu dan bersifat individual. Pengalaman seseorang dalam hidupnya membentuk memori bagi dia sendiri. Hal ini perlu dibedakan lagi dengan memori semantik, memori semantik adalah memori yang berisikan tentang pengetahuan dunia yang dimiliki misalnya tentang perbendaharaan kata, pemahaman matematika dan segala fakta yang kita ketahui. Memori episodik dan memori semantik adalah satu kesatuan dan bagian dari memori deklaratif(Dardjowidjo, 2005: 277).

D.    Pembentukan dan Pemakaian Memori
            Memori dibentuk dan dipakai melalui tiga tahap:
a.       Encoding (input), pada tahap ini orang menerima masukan, baik lisan maupun tulisan, kemudian memberikan interpretasi tentang masukan itu untuk memahaminya. Dalam tahap ini seseorang yang menerima suatu informasi akan menginterpretasikan kembali isi informasi tersebut namun tidak memakai kata-kata yang persis (Dardjowidjojo, 2005: 279).Encoding terjadi pada tiap jenis memori, yaitu:
a)      Encoding dalam memori sensoris
Rangsangan informasi dari indera-indera akan diubah dalam bentuk impuls-impuls neural dan dikirim ke bagian tertentu di otak (Irwanto dkk, 1991:144).
b)      Encoding dalam memori jangka pendek
Mula-mula akan berlangsung proses encoding seperti dalam memori sensoris. Akan tetapi informasi yang telah diterima oleh otak kemudian dikenai oleh suatu proses yang disebut control processes, yaitu suatu proses yang mengatur laju dan mengalirnya informasi (Irwanto dkk, 1991:145).
c)      Encoding dalam memori jangka panjang
Untuk dapat masuk ke dalam memori jangka panjang, setelah dalam memori jangka pendek informasi tersebut diseleksi berdasarkan control processes, perlu dilakukan suatu proses lain lagi yang disebut semantic atau imagery coding. Dalam proses ini arti dari informasi dianalisis lebih jauh lagi (Irwanto dkk, 1991:146).
b.      Storage, tahap penyimpanan ini dimulai dengan proses menyimpan informasi pada memori pendek. Penyimpanan informasi merupakan mekanisme penting dalam memori. Sistem penyimpanan ini sangat mempengaruhi jenis memori yang akan diperagakan oleh organisme. Proses storage juga terjadi di tiap jenis memori, yaitu:
a)      Penyimpanan informasi dalam memori sensoris
Memori sensoris ternyata mempunyai kapasitas penyimpanan informasi yang amat besar, tetapi informasi yang disimpan tersebut cepat sekali menghilang. Mekanisme semacam ini penting sekali artinya dalam hidup manusia karena hanya dengan memori seperti inilah kita bisa menaruh perhatian pada sejumlah kecil informasi yang relevan/berguna untuk hidup kita (Irwanto dkk, 1991:147).
b)      Penyimpanan informasi dalam memori jangka pendek
Kapasitas dalam memori jangka pendek sangat terbatas untuk menyimpan sejumlah informasi dalam jangka waktu tertentu. Kita dapat mengingat informasi dengan cara menjadikan informasi tersebut menjadi satu kesatuan informasi yang disebut chunk, yaitu sepotong informasi yang disajikan dalam sebagai satu kesatuan arti.
Kesatuan ini membantu kita mengatasi keterbatasan kapasitas memori jangka pendek. Strategi lain yang sering dilakukan adalah yang biasa disebut jembatan keledai. Contoh: ANDAL (kata ini sendiri suatu chunk jadi mudah diingat) yang berarti Analisis Dampak Lingkungan.
Memori jangka pendek juga dapat dibantu melalui pengulangan-pengulangan informasi yang disebut maintenance rehearsal. Tanpa pengulangan ini, kebanyakan memori jangka pendek tidak bertahan lebih dari 20 detik (Irwanto dkk, 1991:147-148).
c)      Penyimpanan informasi dalam memori jangka panjang
Karena proses encoding dalam memori tipe ini melalui penyaringan berdasarkan arti dari informasi itu bagi organisme, maka penyimpanan informasi dapat berlangsung secara permanen. Selain itu kapasitas memori jangka panjang ternyata juga amat besar. Ini memungkinkan penyimpanan informasi yang luar biasa banyaknya yang diperoleh sepanjang hidup organisme. Meskipun demikian, memori masih bekerja sangat efisien yaitu dengan jalan mereorganisasi informasi yang diterima dari memori jangka pendek. Reorganisasi ini erat hubungannya dengan proses retrieval atau mengingat kembali informasi yang telah disimpan (Irwanto dkk, 1991:149).
c.       Output, ada dua cara yang dipakai: rekognisi (recognition) yaitu proses pemanggilan memori dengan meminta seseorang untuk dapat merekognisi sesuatu yang telah diberikan kepadanya sebelumnya. Yang kedua yaitu Rekol (recall), pada rekol orang diminta menyatakan sesuatu yang telah dia lihat atau dengar sebelumnya (Dardjowidjojo, 2005:280).
Menurut Clark dan Clark melalui Dardjowodjojo (2005:280), baik pada rekognisi maupun rekol orang memanfaatkan tiga informasi eksternal. Pertama, dengan memanfaatkan pengetahuan tentang bahasa yang dimilikinya, orang menentukan mana yang mungkin dan mana yang tidak. Kedua, orang memanfaatkan pula pengetahuan tentang dunia. Ketiga, orang juga memanfaatkan pengetahuan tentang konvensi wacana. Kalau dalam suatu wacana ada terdapat dua orang, maka kata mereka pasti merujuk pada kedua orang itu.

E.     Kasus Bahasa Terkait Memori
Kita sering kali melupakan sesuatu yang penting seperti buku tertinggal, tidak mengingat janji, dan lain-lain. tanpa disengaja maupun yang disengaja. Lupa merupakan suatu gejala di mana informasi yang telah disimpan tidak dapat ditemukan kembali untuk digunakan. Ada empat teori mengenai lupa ini, yaitu Decay Theory, Interference Theory, Retrieval Failure, dan Motivated Forgetting. Selain itu lupa juga terjadi karena sebab-sebab fisiologis. Teori-teori ini khususnya merujuk pada memori jangka panjang (Irwanto dkk, 1991:150).
a.      Decay Theory
Teori ini beranggapan bahwa bila kita tidak pernah mengulang apa yang telah terjadi atau tidak mencoba mengingat suatu informasi, maka informasi tersebut lama-kelamaan akan menghilang dalam memori. Memori menjadi semakin aus (menyusut) dengan berlalunya waktu bila tidak pernah diulang kembali (rehearsal). Menurut teori ini, setiap informasi yang tersimpan dalam memori akan meninggalkan jejak (memory trace) sehingga bila tidak pernah digunakan maka jejak-jejak tersebut akan menghilang. Namun, para ahli mengemukakan bahwa lupa tidak semata-mata disebabkan oleh ausnya informasi (Irwanto dkk, 1991:150).
b.      Interference Theory
Menurut teori ini, informasi sudah berada dalam memori jangka panjang dan lupa bisa terjadi karena informasi yang satu menggangu proses mengingat informasi yang lain. Informasi tersebut dapat mengganggu proses mengingat informasi yang sudah ada. Misalnya, kita menerima suatu informasi yang baru katakanlah seorang teman yang baru dikenal memberikan nomernya dan menghafalnya, lalu seorang teman lama juga memberikan nomer barunya dan mencoba untuk menghafalnya kembali, maka kita kesulitan mengingat apakah itu nomer teman baru atau teman lama.
Bila informasi baru tersebut membuat kita kesulitan mengingat informasi yang sudah ada dalam memori, maka disebut interferensi retroaktif. Sebaliknya, informasi baru tersebut sulit diingat karena informasi yang sudah ada dalam memori, maka hal itu disebut interferensi proaktif (Irwanto dkk, 1991:151).
c.       Retrieval Failure
Teori ini sebenarnya sepakat dengan teori interferensi, tetapi kegagalan untuk mengingat kembali tidak disebabkan oleh interferensi. Kegagalan untuk mengingat kembali lebih disebabkan tidak adanya petunjuk yang memadai. Kita akan sulit mengingat sesuatu bila petunjuk-petunjuk untuk mengingat hal tersebut tidak sesuai atau kurang memberikan gambaran mengenai informasi yang ingin diingat tersebut (Irwanto dkk, 1991:152).
d.      Motivated Forgetting
Menurut teori ini, kita cenderung berusaha melupakan hal-hal yang tidak menyenangkan. Hal-hal yang menyakitkan ini akan cenderung ditekan atau tidak diperbolehkan muncul dalam kesadaran. Misalnya putus cinta, biasanya orang akan mencoba menekankan dan melupakan memori tentang hal-hal tersebut. Kita bermotivasi untuk tidak mencoba mengingatnya. Teori ini didasarkan atas teori psikoanalisis yang dipelopori oleh Sigmund Freud (Irwanto dkk, 1991:152-153).
e.       Lupa karena sebab-sebab fisiologis
Menurut teori ini setiap penyimpanan informasi akan disertai berbagai perubahan fisik otak. Perubahan fisik tersebut disebut engram. Bila enggram ini terganggu maka akan mengakibatkan lupa yang disebut amnesia. Bila yang dilupakan adalah berbagai informasi yang telah disimpan beberapa waktu yang lalu, yang bersangkutan dikatakan menderita amnesia retrograd. Bila yang dilupakan adalah informasi yang baru saja diterimanya, ia dikatakan menderita amnesia anterograd (Irwanto dkk, 1991:153).
Selain lupa, kasus yang terkait dengan memori adalah Eidetic Memory, Photographic Memory, atau Total Recall. Eidetic memory merupakan kemampuan untuk mengeluarkan informasi dengan ketepatan tinggi. Hal ini tidak sama dengan orang-orang yang memiliki kemampuan mengingat yang baik. Mereka yang memiliki kemampuan eidetic memory ini hanya dengan melihat dalam waktu tertentu, dengan mudah mereka akan mengeluarkan informasi tersebut dengan sangat tepat seperti aslinya. Namun, eidetic memory ini masih belum dapat dipastikan kebenarannya oleh para ahli.
Seseorang memiliki kemampuan eidetic memory ini belum diketahui dengan jelas asal-usulnya. Hal ini dikarenakan masih kurangnya penelitian mengenai eidetic memory tersebut. Selain itu, untuk mencari orang yang memang memiliki kemampuan ini dan bukan ingatan yang menggunakan alat ingat seperti mnemonic, yaitu strategi untuk meningkatkan kapasitas dan peran memori, masih sangat sulit dijumpai (http://eideticmemory.org/). 

Tugas Filsafat Bahasa


1.    Jelaskan bagaimana filsafat diterapkan dalam bidang bahasa? Berikan contoh
Jawab : suatu sistem filsafat sebenarnya dalam arti tertentu dapat dipandang sebagai suatu bahasa, dan perenungan kefilsafatan dapat dipandang sebagai suatu upaya penyusunan bahasa tersebut. Karena itu filsafat dan bahasa akan senantiasa beriringan, tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Hal ini karena bahasa pada hakikatnya merupakan sistem simbol-simbol. Sedangkan tugas filsafat yang utama adalah mencari jawaban atau makna dari seluruh simbol yang menampakkan diri di alam semesta ini. Bahasa juga merupakan alat untuk membongkar seluruh rahasia dari simbol-simbol tersebut.
Filsafat, termasuk juga filsafat bahasa, juga mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori kebahasan menjadi ilmu bahasa (linguistik) atau ilmu sastra. Suatu teori kebahasaan yang dikembangkan oleh suatu aliran filsafat tertentu, akan menghasilkan peraturan aliran ilmu bahasa tertentu pula. Hal ini akan sangat bermanfaat bagi pengembangan ilmu kebahasaan secara berkelanjutan.
Contohnya: pada waktu kita berbicara atau menulis, kata-kata yang kita ucapkan atau kita tulis tidak tersusun begitu saja, melainkan mengikuti aturan yang ada. Untuk mengungkapkan gagasan, pikiran atau perasaan, kita harus memilih kata-kata yang tepat dan menyusun kata-kata itu sesuai dengan aturan bahasa. Seperangkat aturan yang mendasari pemakaian bahasa, atau yang kita gunakan sebagai pedoman berbahasa inilah yang disebut Tata bahasa, yang berhubungan dengan tata bahasa yaitu tentang fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Fonologi mempelajari tentang bunyi bahasa, morfologi mempelajari proses pembentukan kata secara gramatikal beserta unsur-unsur dan bentuk-bentuk kata, sintaksis membicarakan komponen-komponen kalimat dan proses pembentukannya dan semantic bidang ilmu bahasa yang secara khusus menganalisis arti atau makna. Tata bahasa tersebut berhubungan dengan ilmu filsafat yang berupa simbol-simbol yang akan diberi makna.

2.    Bahasa merupakan cermin budaya, apa maksudnya? Berikan satu contoh
Jawab : kearifan Melayu mengatakan: “bahasa adalah cermin budaya bangsa, hilang budaya maka hilang bangsa” jadi bahasa sine qua non, suatu yang mesti ada bagi kebudayaan dan masyarakat manusia. Perbendaharaan kata dan idiom suatu masyarakat jelas bisa mencerminkan ide dan pengalaman-pengalaman yang dihayati sebuah bangsa. Bahasa dan kebudayaan merupakan dua sistem yang “melekat” pada manusia. Kalau kebudayaan itu salah satu sistem yang mengatur interaksi manusia di dalam masyarakat, maka bahasa adalah suatu sistem yang berfungsi sebagai sarana berlansungnya interaksi itu. Dengan kata lain, hubungan yang erat itu berlaku sebagai: kebudayaan merupakan sistem yang mengatur interaksi manusia, sedangkan bahasa merupakan sistem yang berfungsi sebagai sarana keberlangsungan sarana itu.
Contoh: menggunakan bahasa daerah untuk pelestarian budaya, misalnya di daerah Yogyakarta ini masih menggunakan tulisan aksara jawa untuk sebuah plang nama jalan. Plang nama jalan tersebut ditulis dengan bahasa Indonesia dan di bawahnya ada tulisan aksara jawa. Bentuk semacam ini merupakan hubungan bahasa dan budaya yang ada kaitannya, bahasa yang digunakan merupakan cermin dari kebudayaan yang ada di daerah Yogyakarta.

3.    A) Bagaimana filsafat bahasa diimplemantasikan pada karya ilmiah?
Jawab: karya ilmiah merupakan sebuah karangan yang berisi tentang ilmu pengetahuan, bahasa yang digunakan berupa berupa bahasa baku. Bahasa baku tersebut merupakan salah satu objek dari kajian filsafat bahasa.
B) Bagaimana filsafat bahasa diimplementasikan pada iklan? Bagaimanakah perbedaan keduanya? Jelaskan!
Jawab: iklan merupakan sebuah penawaran produk dan mempengaruhi konsumen untuk membeli dan dapat pula mempengaruhi dalam hal nilai dan gaya hidup. Bahasa yang digunakan untuk beriklan semakin kreatif. Kreatifitas tersebut didukung oleh pemilihan bahasa iklan yang sangat beragam. Ciri dari bahasa iklan yang paling utama adalah untuk menarik konsumen supaya membeli produk yang ditawarkan. Karena itulah pemilihan bahasa tersebut dipengaruhi oleh filsafat bahasanya. Menggunakan simbol atau istilah-istilah tertentu yang unik, simpel, komunikatif dan mudah diingat merupakan sebuah tindakan dalam filsafat bahasa. Tindakan bahasa tersebut merupakan tindakan bahasa perlokusi, yaitu tindakan bahasa dalam mengatakan sesuatu dengan maksud untuk menimbulkan efek, reaksi, atau respon atas pikiran atau tindakan pada orang yang diajak berbicara.
Perbedaan antara filsafat pada karya ilmiah dan filsafat pada iklan terletak pada penggunaan bahasa yang dipakai. Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah berupa bahasa baku sedangkan bahasa yang digunakan dalam iklan bahasa santai, simpel, mudah diingat dan mengandung tindakan bahasa perlokusi.

4.    Pertimbangkan Field, Tenor, Mode dan lihat tugas mengumpulkan kosakata teknis ketika selesai menonton film TIN CUP.
A) Bagaimana register bahasa dikaitkan dengan bidang khusus, misalnya golf dalam TIN CUP tersebut?
Jawab: register bahasa dikaitkan dengan bidang khusus tersebut bertujuan sebagai register untuk menyampaikan maksud. Penyampaian maksud didasarkan pada tingkat pengetahuan seseorang tentang istilah-istilah asing baru yang bermunculan.

B) Mungkinkah pengenalan register dimunculkan dalam sebuah film? Berikan argumentasi anda!
Jawab: sangat mungkin pengenalan register dimunculkan dalam sebuah film. Karena dengan adanya register-register tersebut dapat menambah setiap perbendaharaan kata seseorang. Semakin banyak register yang ada di dalam film maka semakin banyak perbendaharaan kata yang dapat kita ketahui.

C) Adakah nilai lebih belajar register melalui film bagi masyarakat penonton film? Jelaskan!
Jawab: ada nilai lebih dari belajar register melalui film. Masyarakat penonton dapat mengetahui variasi bahasa yang digunakan berdasarkan bidang penggunaan, gaya atau tingkat keformalan dan sarana penggunaan. Variasi bahasa berdasarkan bidang pemakaian ini adalah menyangkut bahasa itu digunakan untuk keperluan bidang ada, misalnya bidang sastra, linguistik, ekonomi, pertanian dan lain-lain.
Nilai lebih lainnya adalah dapat mengetahui jumlah kosakata khusus atau tertentu yang tidak digunakan dalam bidang lain.

Minggu, 19 Januari 2014

leksikologi


1.      Lima definisi kata sinonim.
a.           bu·kan1advberlainandngsebenarnya; sebenarnyatidak (dipakaiuntukmenyangkal): engkausudahdewasa, -- anak-anaklagi;2pron kata tanyauntukmengukuhkanisiataumaksudsuatupernyataanygdigunakansesudahpernyataanitu: engkaujadipergi, -- ?; 3ark alancung; gadungan: pemimpin --;

ti·dakadvpartikeluntukmenyatakanpengingkaran, penolakan, penyangkalan, dsb; tiada: tempatkerjanya -- jauhdrrumahnya; apaygdikatakannyaitu -- benar;


b.             bu·lata1berbentuksbg bola: bumiini -- bentuknya; 2berbentuklingkaran; bundar (tanpabersudut): meja -- ygbesaritucocokuntukmejamakan; 3tidakterpecah; utuh: bilangan --;4tanpakecuali: usulituditerimarapatdngsuara --;5seiasekata; sepenuhnya: rapatsecara -- menolakusulitu;-- air olehpembuluh, -- kata olehmupakat, pb kata sepakatdapatdiperolehmelaluiperundingan; --bolehdigulingkan, pipihbolehdilayangkan, pbsudahsepakatbenar; sudahputusmufakat;

bun·dar[1]aberbentuklingkaran (melengkung) dngjari-jariygsama: meja --;

c.         pe·ga·wain1 orang ygbekerjapdpemerintah (perusahaan, dsb): sekalian -- negeribersumpahakansetia;2klygbekerjapdkerajaan: melihatketangkasan Hang Tuahbanyak -- ygkurangsenang;3kialatperkakas: menjadikanlangitdanbumitiadadng --;4Admsekelompok orang ygbekerjasamamembantuseorangdirektur, ketua, dsbmengelolasesuatu: sekaranghebatkamusudahpunyaperusahaansendiri, berapa orang -- nya?

kar·ya·wann orang ygbekerjapdsuatulembaga (kantor, perusahaan, dsb) dngmendapatgaji (upah); pegawai; pekerja;

d.        inginadvhendak; mau; berhasrat: dia -- mencobaapakahtelurmerpatijugaenakdimakan;

mau 1advsungguh-sungguhsukahendak; sukaakan; sudi: ia -- datangkalaudijemput;2advakan; hendak: ibu -- kepasar;3nkehendak; maksud: apa -- mu datangkesini?; -- nyabegini;

e.         so·pana1hormatdantakzim (akan, kpd); tertibmenurutadatygbaik: dng -- iamempersilakantamunyaduduk; kpd orang tuakitawajibberlaku --;2beradab (tttingkahlaku, tutur kata, pakaiandsb); tahuadat; baikbudibahasanya: iaberlakuamat -- kpdkedua orang tuanya;3baikkelakuannya (tidaklacur, tidakcabul): sekaranginikitasukaruntukmembedakanperempuanyg -- danyglacur;

san·tuna1halusdanbaik (budibahasanya, tingkahlakunya); sabardantenang; sopan; 2penuh rasa belaskasihan; sukamenolong;


2.      Lima definisi kata definisi kata dengancontoh.

a.      ma·te·ma·ti·ka /matématika/ nilmuttbilangan, hubunganantarabilangan, danproseduroperasionalygdigunakan dl penyelesaianmasalahmengenaibilangan

b.      fi·si·kanilmuttzatdanenergi (sptpanas, cahaya, danbunyi)

c.       ki·mianilmuttsusunan, sifat, danreaksisuatuunsuratauzat;

d.      lo·ga·rit·man Mateksponenpangkatygdiperlukanuntukmemangkatkanbilangandasarsupayaberolehbilangantertentu (jikabilangandasarnya 10, maka log 100 = 2, artinya 10 pangkat 2 = 100); kebalikandrhitunganpangkat

e.       bi·o·lo·ginilmuttkeadaandansifatmakhlukhidup (manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan); ilmuhayat;



3.      limadefinisi kata dengan genus dandeferensial.

a.      no·vel /novél/ n Saskaranganprosaygpanjangmengandungrangkaianceritakehidupanseseorangdng orang di sekelilingnyadngmenonjolkanwatakdansifatsetiappelaku;

b.      pro·san Saskaranganbebas (tidakterikatolehkaidahygterdapat dl puisi);

c.       gi·tarnalatmusikdngbahandrkayusptbiola, berleherpanjang, berdawaienamataulebih, dimainkandngmemetikdawaiitudngjari;

d.      pi·a·non1alatmusikberdawaibaja, dibunyikandngmemukulkanpalu-paluanpddawaiitu, dandimainkandngmenekantutsnya; 2istilahmusikygberartilembut (ttlaguygharusdimainkandnglembut)

e.       ko·rannlembaran(-lembaran) kertasbertuliskankabar (berita) dsb, terbagi dl kolom-kolom (8—9 kolom), terbitsetiaphariatausecaraperiodik; suratkabar; harian;


4.      Lima definisi kata denganpenggunaan kata.

a.      ka·re·nap1 kata penghubunguntukmenandaisebabataualasan: berani -- benar, takut -- salah;2disebabkanoleh; lantaran: diasakithati -- kamu;

b.      mes·kip kata penghubunguntukmenandaiperlawananmakna; walaupun; sungguhpun: --hujanlebat, iaberangkatjuga;

mes·ki·pun pmeski

c.       na·munp kata penghubungantarkalimatuntukmenandaiperlawanan; tetapi

d.      da·rip1 kata depanygmenyatakantempatpermulaan (dl ruang, waktu, deretan, dsb): iaberangkat -- Semarang menuju Surabaya; -- halaman 20—50; 2 kata ygmenyatakanasalkedatangan: iadatang -- Medan; menerimasurat -- ayahnya;3sejak; mulai: --duludiasudahkuperingatkan;4olehkarena; disebabkanoleh: halitudilakukannya -- kemauannyasendiri;5tentang; mengenai: --halutang-piutangdiperlukanbuktitertulis;6 kata depanygmenyatakanbahansuatubarang: cincininiterbuat -- emasmurni;7 kata depanygbermakna 'ygberupa' atau 'ygterjadi': dihidangkanmakanan -- buah-buahandankue-kue;8cak kata untukmenyatakanperbandingan: harganyalebihmahal -- emas;9 kata depanuntukmenyatakanpencegahan, pemindahan, ataupemisahan: jauhkandirimu -- perbuatanitu;menghindarkandiri -- bahayamaut;10cak kata depanuntukmenyatakankepunyaan: pidatopelantikananggota DPR baru -- Presidenakandisiarkanmelalui radio;11melalui; melewati: iamasuk -- pintubelakang;

e.     dima·napron1 kata tanyauntukmenerangkantempat: penandatanganannaskahiniharuskitalakukan -- ?2 kata untukmenunjukkantempatygtidaktentu: --adauang, di situ adapedagang