Minggu, 21 April 2013

KIRAB BUDAYA NAWU SENDANG SELIRAN KOTAGEDE 2013



Kotagede merupakan salah satu nama kecamatan yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Di Kotegede banyak sekali sejarah yang akan diketahui. Lebih dari empat ratus tahun yang lalu, Kotagede dibentuk sebagai ibukota kerajaan Mataram yang didirikan oleh Ki Ageng Pemanahan dan putranya, Panembahan Senapati. Namun demikian, sekarang  Kotagede berperan sebagai pusat pemerintahan. Selebihnya kota ini sebagai tempat peziarahan, pemukiman perajin, kediaman saudagarnya kaya, pusat gerakan reformasi keagamaan dan daerah tujuan wisata.
Kotagede merupakan kota tua yang masih kental dengan tradisinya dalam menghadapi era modernisasi. Dengan tumbuh dan berkembang bersama kebudayaan yang masih melekat erat, kotagede semakin kaya dengan budaya yang masih dilestarikan sampai sekarang.
            Masjid Mataram Kotegede merupakan bangunan tertua non candi dan merupakan masjid kerajaan, yaitu ditandai dengan adanya makam raja-raja kerajaan Mataram yang terletak di selatan masjid tersebut.Bagian dari makam-makam raja tersebut, terdapat sendhang seliran, disebut sendhang seliran karena diselirani (dikerjakan sendiri) oleh Ki Ageng Mataram dan Panembahan Senapati.Namun ada juga yang berpendapat, bahwa disebut seliran karena kolam itu airnya berasal dari makam Panembahan Senapati (selira, berarti badan).

Prosesi Nawu Sendhang Seliran hanya ada di daerah Kotagede saja.Menurut sejarah, prosesi Nawu Sendhang Seliran sudah dilakukan sejak lama, yaitu sejak dibangunnyaSendhang Seliran oleh Ki Ageng Pemanahan.Ritual Nawu Sendhang Seliran dulunya berlangsung pada bulan Maulud dan tidak ada kirab budaya, hanya Nawu Sendhang Seliran saja tanpa ada upacara tetapi tetap ada doanya. Namun, sejak tahun 2009 prosesi Nawu Sendhang Seliran dilaksanakan dengan upacara kirab budaya dan selama empat tahun terakhir ini jatuh pada bulan April, tetapi karena Sendhang Seliran dekat dengan pasar Legi Kotagede, maka pelaksanaan Nawu Sendhang Seliran menyesuaikan pasaran tradisional tersebut.Acara tersebut berlangsung dari hari sabtu dan minggu.
berikut ini adalah prosesi nawu sendhang seliran














1. para bergodo berkumpul di halaman kelurahan Jagalan dan malaksanakan upacara pembukaan kirab budaya.






























2. para prajurit berbaris dari jalan mondorakan lalu lewat timur pasar menuju masjid besar mataram kotagede















3. dua gunungan kuliner dibawa oleh abdi dalem juru kunci kabupaten kuthogedhe dan surakarto

Add caption



















4. gunungan sampai di masjid mataram kotagede lalu diadakan upacara , sambutan dari bupati kutai timur dan acara penyerahan siwur "gayung"



















5. sambutan dari bupati kutai timur
































6. prosesi penyerahan siwur



 
















7. rayahan gunungan oleh warga yang menyaksikan



Hubungan Antara Bahasa dan Kebudayaan dalam Kirab Budaya Nawu Sendhang Seliran
Kirab budaya Nawu Sendhang Seliran yang diadakan setiap setahun sekali oleh masyarakat Kotagede merupakan salah satu wujud dari kebudayaan.Acara tersebut juga berlangsung dengan campursarian untuk pembukaan dan wayang kulit sebagai penutupnya.Dari acara pembukaan dan penutupan tersebut menurut Shaleh Udden selaku lurah desa Jagalan dan sebagai ketua panitia menjelaskan bahwa serangkaian acara dari pembukaan sampai penutupan bertujuan untuk menghibur masyarakat dan sebagai upaya untuk melestarikan kebudayaan.
Acara kirab budaya merupakan sarana untuk mengangkat citra pariwisata budaya di kawasan Pusaka Kotagede yang banyak dikagumi oleh wisatawan Nusantara maupun Wisatawan Mancanegara. Terbukti dengan para wisatawan yang selalu berkunjung di kawasan koagede selalu mencari makanan khas kotagede dan menikmati pesona kota tua ini. Seiring berkembangnya zaman, terdapat berbagai macam makanan yang lebih variasi dan unik.Namun, para wisatawan lebih memilih makanan khas Kotagede sebagai oleh-oleh dan lebih berminat membeli jajanan pasar Tradisional ini dengan tujuan memberikan kesejahteraan masyarakat Kotagede.
Untuk menjaga dan melestarikan kawasan Pusaka Kotagede agar tetap menjadi kawasan pariwisata yang berbudaya dan ramah lingkungan, maka dalam acara Kirab Budaya ini membuat gunungan dengan mengangkat makanan khas Kotagede sebagai simbol kemakmuran, kesyukuran dan kesejahteraan masyarakat Kotagede. Maka sampai sekarang, jajanan pasar khas Kotagede tersebut menunjukkan makanan-makanan khas lokal Kotagede sebagai perwujudan cinta dan menghargai milik kita sendiri.
Makna Nawu Sendhang Seliran sendiri adalah sebagai wujud kebersihan, karena air yang ada di sendhang tersebut banyak sekali yang menggunakan.Selain itu makna tersirat di dalamnya, pada zaman dahulu mengingat sejarah masuknya Islam di Kerajaan Mataram Kotagede, saat itu Sunan Kalijaga memberikan pelajaran pada pengikutnya bahwa air itu harus bersih.Maka menguras sendhang sebagai simbol kebersihan. Selain itu, dengan membesihkan air  yang ada di komplek Masjid Besar Mataram dan Sendhang Seliran merupakan simbol perwujudan kecintaan, kepedulian terhadap budaya, alam dan lingkungan sekitar kita.
Air adalah sumber kehidupan  yang sangat dibutuhkan oleh semua makhluk ciptaan-Nya. Maka kita harus menjaga keberadaannya dan melestarikannya untuk hidup seluruh makhluk ciptaan-Nya.Acara Kirab Budaya ini juga menuntun warga Kotagede untuk bersama-sama melestarikan, menjaga dan memelihara warisan Pusaka yang ada supaya bisa berkembang dan bermanfaat. Sehingga Kotagede akan terus menjadi kota budaya tujuan wisata yang tidak akan pernah kehilangan jati diri.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar