Kotagede
merupakan salah satu nama kecamatan yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Di
Kotegede banyak sekali sejarah yang akan diketahui. Lebih dari empat ratus
tahun yang lalu, Kotagede dibentuk sebagai ibukota kerajaan Mataram yang
didirikan oleh Ki Ageng Pemanahan dan putranya, Panembahan Senapati. Namun
demikian, sekarang Kotagede berperan
sebagai pusat pemerintahan. Selebihnya kota ini sebagai tempat peziarahan,
pemukiman perajin, kediaman saudagarnya kaya, pusat gerakan reformasi keagamaan
dan daerah tujuan wisata.
Kotagede
merupakan kota tua yang masih kental dengan tradisinya dalam menghadapi era
modernisasi. Dengan tumbuh dan berkembang bersama kebudayaan yang masih melekat
erat, kotagede semakin kaya dengan budaya yang masih dilestarikan sampai
sekarang.
Masjid Mataram Kotegede merupakan
bangunan tertua non candi dan merupakan masjid kerajaan, yaitu ditandai dengan
adanya makam raja-raja kerajaan Mataram yang terletak di selatan masjid
tersebut.Bagian dari makam-makam raja tersebut, terdapat sendhang seliran,
disebut sendhang seliran karena diselirani
(dikerjakan sendiri) oleh Ki Ageng Mataram dan Panembahan Senapati.Namun ada juga
yang berpendapat, bahwa disebut seliran
karena kolam itu airnya berasal dari makam Panembahan Senapati (selira, berarti badan).
Prosesi
Nawu Sendhang Seliran hanya ada di
daerah Kotagede saja.Menurut sejarah, prosesi Nawu Sendhang Seliran sudah dilakukan sejak lama, yaitu sejak
dibangunnyaSendhang Seliran oleh Ki
Ageng Pemanahan.Ritual Nawu Sendhang Seliran
dulunya berlangsung pada bulan Maulud dan tidak ada kirab budaya, hanya Nawu Sendhang Seliran saja tanpa ada
upacara tetapi tetap ada doanya. Namun, sejak tahun 2009 prosesi Nawu Sendhang Seliran dilaksanakan
dengan upacara kirab budaya dan selama empat tahun terakhir ini jatuh pada
bulan April, tetapi karena Sendhang
Seliran dekat dengan pasar Legi Kotagede, maka pelaksanaan Nawu Sendhang Seliran menyesuaikan
pasaran tradisional tersebut.Acara tersebut berlangsung dari hari sabtu dan
minggu.
berikut ini adalah prosesi nawu sendhang seliran
1. para bergodo berkumpul di halaman kelurahan Jagalan dan malaksanakan upacara pembukaan kirab budaya.
2. para prajurit berbaris dari jalan mondorakan lalu lewat timur pasar menuju masjid besar mataram kotagede
3. dua gunungan kuliner dibawa oleh abdi dalem juru kunci kabupaten kuthogedhe dan surakarto
Add caption |
4.
gunungan sampai di masjid mataram kotagede lalu diadakan upacara ,
sambutan dari bupati kutai timur dan acara penyerahan siwur "gayung"
5. sambutan dari bupati kutai timur
6. prosesi penyerahan siwur
7. rayahan gunungan oleh warga yang menyaksikan
Hubungan
Antara Bahasa dan Kebudayaan dalam Kirab Budaya Nawu Sendhang Seliran
Kirab
budaya Nawu Sendhang Seliran yang
diadakan setiap setahun sekali oleh masyarakat Kotagede merupakan salah satu
wujud dari kebudayaan.Acara tersebut juga berlangsung dengan campursarian untuk
pembukaan dan wayang kulit sebagai penutupnya.Dari acara pembukaan dan
penutupan tersebut menurut Shaleh Udden selaku lurah desa Jagalan dan sebagai
ketua panitia menjelaskan bahwa serangkaian acara dari pembukaan sampai
penutupan bertujuan untuk menghibur masyarakat dan sebagai upaya untuk
melestarikan kebudayaan.
Acara
kirab budaya merupakan sarana untuk mengangkat citra pariwisata budaya di
kawasan Pusaka Kotagede yang banyak dikagumi oleh wisatawan Nusantara maupun
Wisatawan Mancanegara. Terbukti dengan para wisatawan yang selalu berkunjung di
kawasan koagede selalu mencari makanan khas kotagede dan menikmati pesona kota
tua ini. Seiring berkembangnya zaman, terdapat berbagai macam makanan yang
lebih variasi dan unik.Namun, para wisatawan lebih memilih makanan khas
Kotagede sebagai oleh-oleh dan lebih berminat membeli jajanan pasar Tradisional
ini dengan tujuan memberikan kesejahteraan masyarakat Kotagede.
Untuk
menjaga dan melestarikan kawasan Pusaka Kotagede agar tetap menjadi kawasan
pariwisata yang berbudaya dan ramah lingkungan, maka dalam acara Kirab Budaya
ini membuat gunungan dengan mengangkat makanan khas Kotagede sebagai simbol
kemakmuran, kesyukuran dan kesejahteraan masyarakat Kotagede. Maka sampai
sekarang, jajanan pasar khas Kotagede tersebut menunjukkan makanan-makanan khas
lokal Kotagede sebagai perwujudan cinta dan menghargai milik kita sendiri.
Makna
Nawu Sendhang Seliran sendiri adalah
sebagai wujud kebersihan, karena air yang ada di sendhang tersebut banyak
sekali yang menggunakan.Selain itu makna tersirat di dalamnya, pada zaman
dahulu mengingat sejarah masuknya Islam di Kerajaan Mataram Kotagede, saat itu
Sunan Kalijaga memberikan pelajaran pada pengikutnya bahwa air itu harus
bersih.Maka menguras sendhang sebagai simbol kebersihan. Selain itu, dengan
membesihkan air yang ada di komplek
Masjid Besar Mataram dan Sendhang Seliran merupakan simbol perwujudan
kecintaan, kepedulian terhadap budaya, alam dan lingkungan sekitar kita.
Air
adalah sumber kehidupan yang sangat
dibutuhkan oleh semua makhluk ciptaan-Nya. Maka kita harus menjaga
keberadaannya dan melestarikannya untuk hidup seluruh makhluk ciptaan-Nya.Acara
Kirab Budaya ini juga menuntun warga Kotagede untuk bersama-sama melestarikan,
menjaga dan memelihara warisan Pusaka yang ada supaya bisa berkembang dan
bermanfaat. Sehingga Kotagede akan terus menjadi kota budaya tujuan wisata yang
tidak akan pernah kehilangan jati diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar