Pagi yang cerah menemani Rara, gadis manis yang tinggal dikomplek perumahan yang hobinya suka maen keluar rumah bersama teman-temannya. Rara masih kelas 2 SMA. Kebanyakan teman Rara dirumah adalah teman-teman sekolahnya juga.
“Hai.. Rara, lagi ngapain kamu ?” Tanya Itha teman paling dekat dengan Rara.
“Lagi ngliatin cowok-cowok tuh, haha” jawab Rara singkat.
Rara lagi asik memandangi kakak-kakak kelasnya yang sedang olahraga dilapangan. Rara sudah cukup puas patah hati karena pernah dipermainkan oleh kakak kelasnya juga, namanya Radit. Walaupun pernah patah hati tapi Rara tetap masi sayang sama Radit. Dulu Radit pernah memberi harapan kosong buat Rara, Radit deketin Rara, cewek mana yang nggak suka kalo dideketin sama cowok idolanya ? itu yang dialami Rara saat itu. Bullshit, Radit malah jadian sama cewek lain, namanya Ami. Walaupun udah jadian, Radit sampe sekarang masih juga deketin Rara. Rara juga seneng dideketi lagi, secara Rara masih sayang sama Radit. Padahal temen-temen Rara tidak mendukung. Bagi teman-teman Rara, Rara adalah cewek yang bodoh, gampang banget maafin orang, padahal sudah patah hati dibuatnya. Tapi Rara tidak peduli itu semua.
Pernah suatu hari Rara dideketin sama Ami ceweknya Radit. Rara tidak salah apa-apa waktu itu, Cuma Radit yang deketin dan perhatian sama Rara aja, Rara seperti dijadikan selingkuhan gitu. Tiap hari Radit selalu perhatian sama Rara, pernah suatu hari Radit pengen pulang bareng waktu pulang sekolah.
Ketika disekolah Rara bertemu dengan Ami, Ami terus melirik Rara, Rara juga bales lirikan Ami. Rara ngrasa nggak ada salah apa-apa kok. Rara juga nggak ngrasa deketin Radit, tapi malah Radit yang deketin Rara.
Itha tau banget sifat Rara. Mereka sudah bersama-sama dari bayi. Hhe . bersahabat selamanya. Itha dan Rara sangat pilih-pilih buat cari pacar, tidak gampangan dan tidak sembarangan. Bedanya kalo Itha belum pernah patah hati seperti yang dirasakan Rara. Ketika Rara disakiti Radit, Itha selalu menemani Rara. Rara nangis dirumah Itha, Rara sangat bodoh waktu itu, kenapa Cuma seorang Radit dia tangisi??
***
”Rara... ” sapa Radit ketika bertemu dikantin sekolah.
”ya... gimana masih bete nggak kak ??” tanya Rara karena semalam Radit lagi bete dan smsan sama Rara.
Rara tau, saat ini Radit lagi renggang hubungannya sama Ami. Dan Rara agak sadar kalu Rara Cuma dijadikan pelarian Radit aja. Tapi Rara sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi, karena Rara masi sayaang sama Radit.
”Aku kekelas dulu kak.” pamit Rara. Setelah ngobrol bareng.
”Oke”
begitu perhatiannya Radit kepada Rara, begitu juga dengan Rara kepada Radit. Radit merasa nyaman dekat dengan Rara meskipun Radit sudah mempunyai Ami. Tapi Ami seperti tidak setulusnya sayaang sama Radit. Dan sampai akhirnya Radit pun putus dengan Ami. Rara sangat senang waktu itu, Radit juga demikian, tambah perhatian juga sama Rara.
Ketika kelas 3 Ujian Nasional, Rara selalu memberi semangat untuk Radit. Setelah hari terakhir Ujian Nasional Radit berulang tahun. Rara sudah menyiapkan kado istimewa buat Radit. Sore harinya Rara datang kerumah Radit untuk ucapkan selamat ulang tahun dan memberi kadonya itu.
”Happy birtday kak.... ” sapa Rara ketika Radit membukakan pintu.
”hah, makasih Rara.” Andra langsung kaget.
”Buat kamu kak, dibuka dunk.”
Radit lalu membuka kotak dari Rara yang isinya sebuah kalung.
”bagus banget..”
”tak pakein sini kak.” Rara memakaikan kalung pemberiannya dileher Radit.
”cocok banget, aku nggak tau mau bilang apa lagi sama kamu. Kamu baik banget sama aku, aku sebenernya sayang sama kamu.”
”Hmm, aku mau pulang dulu kak.”
“nanti aja“
”aku nggak boleh lama-lama keluar rumah.”
”Owh, yaudah ati-ati dijalan ya”
***
hari ini kelas 3 masuk kesekolah untuk ujian praktek. Tiap hari sekarang Radit selalu menghiasi hari-hari Rara. Tepat dihari terakhir ujian praktek. Rara yang waktu itu lagi tidak ikut pelajaran karena mengikuti lomba mading, dan Radit yang sedang istirahat ujian mengajak Rara keluar sebentar. Radit memberi es krim buat Rara. Sambil berkata,
”I just wanna say I love you. Would you be my …………. ………….. Mmh, my girl ?”
Rara hanya bengong, sedangkan Radit gugup.
”Mau.” jawab Rara singkat.
”makasih sayaang.”
Waktu berjalan sangat singkat. Sudah berjalan satu bulan Radit dan Rara dan Radit pun lulus. Radit akan melanjutkan kuliah di Jakarta. Rara tidak bisa berkata apa-apa setelah Radit mengambil keputusan untuk kuliah di Jakarta. Rara tidak bisa melepas Radit. Longdistance akan membuat Rara resah. Tapi jika saling percaya semua akan baik-baik saja.
Sore ini Rara mengantar Radit ke bandara. Tak tahan Rara pun menangis.
”sudah Ra, aku jadi nggak tenang ntar perginya. Aku ke Jakarta tidak maen-maen. Aku ke Jakarta menuntut ilmu, aku ingin mengejar cita-cita ku. Waktu liburan ntar aku akan pulang ke Jogja. Aku selalu kangen kamu. Walau aku jauh, tapi dihati ini hanya nama mu. Aku janji, aku nggak macem-macem. Aku akan pertahankan cinta kita.” kata Radit meyakinkan Rara.
Rara tidak bisa berkata apa-apa, Rara hanya menangis dipelukan Radit.
”percayalah Ra, kamu slalu ada dihatiku.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar