Syta dan Cika adalah sahabat aku di kelas dua SMA ini. Kita bersahabat karena kita satu kelas dan kita saling cocok satu sama lain. Tapi ada yang berbeda dari kita bertiga, Syata dan Cika sudah punya pacar, sedangkan aku belum punya pacar. Itulah yang membuat beda radi kami bertiga.
Alfa adalah pacar Syata. Mereka sudah cukup lama jadian, bahkan hubungan mereka cukup mesra. Tiap hari bisa ketemu karena Alfa adalah kakak kelas kami.
Dira adalah pacar Cika. Mereka jadian belum lama ini. Padahal Dira sudah dekat dengan Cika sejak Cika kelas satu SMA. Dira juga kakak kelas kami.
Huuf... kedua sahabat aku sudah punya pacar semua. Aku sih sebenernya ada gebetan, namanya Reza, dia kakak kelas kita juga. Tapi kenapa Reza nggak nembak-nambak aku!!! Haduuu.... aku berharap sama dia.
xxx
”Ana....” Cika memanggilku di depan kelas.
”Kenapa Cik?”.
”Aku sebel, aku benci baget sama Dira, aku udah nggak betah lagi. Dira udah nggak perhatian sama aku”. Kata Cika sambil menangis.
”Yaw udah, sabar dulu aja Cik, kalo emang udah kaya gini mending putus aja” Pesanku. Karena aku juga tau sikap Dira akhir-akhir ini aneh.
”Aku juga pengennya begitu. Tapi aku sudah terlanjur cinta sama Dira”
”Kamu jangan bikin masalah baru dunk... 3 hari lagi kta ujian semester. Kalau pikiran kamu kacau kaya gini, gimana besok mikir ujiannya?” kataku sambil menenangkan pikiran Cika.
Masalah sebelum ujian datang dari Cika. Emang si Dira itu kurang ajar. Cewek buat mainan. Emang cewek boneka? Keesokan harinya didepan kelas.
”Ana, Syata, aku udah resmi putus sama Dira” Kata Cika kepada kami.
”Dasar cowok nyebelin..” kata Syata.
”Kamu tenang ya... besok Senin udah ujian lho... semangat buat belajar” nasehatku.
”Iya... kamu semangat soalnya ada Reza yang besok ujian duduk di depan mu” Cika sudah mulai bisa bercanda.
Hmmm, aku bisa menghirup nafas lega setelah permainan Dira diakhiri kepada Cika. Besok senin aku seneng banget ada Reza yang duduk di depanku.
Hari pertama ujian Cika tampak ceria sekali meskipun hatinya terluka. Haduuu, Reza maniz banget cihh. Dia juga sudah suka bercanda denganku. Ngobrol bareng, bahkan aku dan Reza bisa kerjasama nyari jawaban soal dari temen kita masing-masing. Sejak itu pendekatan Reza dimulai. Malam hari Reza sms aku. Dan kita pun smsan padahal paginya juga ketemu.
”Cie... cie... Yang deket sama Reza” ucap Syata.
”Udah deh... jadian aja, tunggu apa lagi!!!” tambah Cika.
”Apaan sih...” gubris ku.
xxx
malam yang dingin, angin semilir dan sang rembulan yang bersinar mempesona, tiba-tiba Hpku berbunyi. Setelah aku buka tak lain sms dari Reza. Aku kaget Reza sms ngungkapin isi hatinya ke aku.
Ana, kalau misalnya aku tanya, kamu mau nggak jadi cewek aku? Kamu
mau jawab apa?
Aku masih belum percaya betul sih... tapi dia aku tanya serius. Yaampun betapa senengnya hatiku. Aku langsung terima dia dan aku pingin dia ngomong langsung di sekolah.
“Semalem Reza nembak aku” kataku sampai disekolah kepada Syata dan Cika.
“Hah yang bener?” Syata pun kaget.
”Wah PJ PJ nee...” tambah Cika.
”tapi belum resmi, semalem emang udah tak terima, tapi sekarang tak suruh ngomong langsung” ucapku penuh bahagia.
”Wah selamet ya... tapi semalem aku putus sama Alfa” kata Syata pelan.
”Apa??? Yang bener kamu???” aku kaget dengar itu.
Tenyata Syata dan Alfa sudah putus, itu juga yang mutusin Alfa, Syata sangat terluka. Alfa juga sudah berani mencuri semuanya dari Syata, tiba-tiba aja dia mutusin Syata. Hari ini Syata tidak konsen dalam menggerjakan ujian. Entah bagaimana besok nilai Syata dan Cika!!!
Ketika aku masuk ruangan ujian. Aku ternyata sudah ditunggu Reza.
”Ana gimana???” tanya Reza dengan senyumannya yang manis.
Aku balas dia dengan senyuman.
”Gimana???” dia tanya lagi
”Gimana???”
Kenapa dia cuma tanya gimana, nggak jelas banget sih... Aku hanya jawab dengan senyuman.
”Aku bingung” aku mengeluh kepada Syata dan Cika saat istirahat.
”Reza kok jadi nggak tegas kaya gini sih...” ucap Syata.
”Coba deh... tar pulang sekolah kamu ajak dia bicara baik-baik soal ini” nasehat Cika.
Ujian jam kedua pun sudah berakhir. Aku dan Reza tetap tinggal diruangan. Hanya kami berdua, sengaja aku ngajak Syata dan Cika tapi mereka nunggu di luar.
“Aku bingung deh sama kamu, sebenernya semalem kamu serius nggak sih???” aku ngawali pembicaraan.
“Reza ngomong dong...” Reza hanya terdiam.
“Mmmmm, ini kan Cuma misalkan aku tanya, ya... aku Cuma misalkan sama tanya doang, udah gitu aja!” Reza mencoba menjelaskan dengan senyum khasnya.
“Jadi, intinya???” aku masih bingung.
”Ya... Aku Cuma tanya dan misalkan”
Aku hanya bisa menghirup nafas panjang, baru kali ini aku dikasih harepan kosong sama cowok. Dasar cowok sama aja. Huuuh, aku menahan tangisku dalam hati meski mataku sudah berkaca-kaca.
”kenapa diam??” kata Reza sambil menepuk pundakku.
”Hemb” jawabku.
”kamu kecewa ya??” tambah Reza.
Aku tak bisa jawab pertanyaan Reza, nggak usah di jawab pasti udah tau jawabannya. Aku langsung pamitan keluar.
Aku langsung menuju bawah tangga tempat dimana aku, Syata dan Cika ketika bersedih. Dan ternyata Syata dan Cika menunggu aku di situ juga.
”Reza tu bener-bener nyebelin.aku tu sayang sama dia, tapi dia nyakitin aku kaya gini. Sakit baget rasanya” kataku kepada Syata dan Cika sambil mengusap air mata.
Coba deh sekarang dipikir, cewek mana yang nggak seneng kalo di tembak sama cowok idamannya??? Tapi ini apa?? Cuma buat mainan doang. Sakit hati ini.
Ujian tinggal tiga hari lagi. Pikiranku semakin kacau, aku enggak bisa membayangkan besok nilai raportku gimana??? Begitu juga dengan Syata dan Cika yang dari awal sudah kacau pikirannya. Kami bertiga hanya pasrah dan berdoa, meski hati ini luka tapi kami masih bisa bercanda dan tertawa di tempat favorit kami yaitu di bawah tangga sekolah lantai dua. Meskipun Syata dan Alfa udah putus hubungan mereka masih baik-baik saja. Syata sebenernya masih cinta sama Alfa.
Sedangkan Cika sama Dira, hubungan mereka tidak seperti Syata sama Alfa. Sekarang Dira kalu ketemu Cika kaya orang nggak kenal sama sekali, Cika pun masih cinta sama Dira.
Kalau aku juga masih berhubungan baik sama Reza. Meskipun Reza pernah mempermainkan perasaanku tapi aku tetep sayang sama dia.
xxx
Akhirnya ujian udah selesai, meskipun kemaren mengerjakannya apa adanya karena kita bertiga sama-sama di permainkan cowok saat itu.
Tibalah waktu pembagian raport. Kami pun juga ikut orenga tua kami mengambil hasil raport. Raport kita buka bersama-sama di tempat favorit kami. Dan.... 3, 2, 1 kami pun bersama-sama membuka raport. Alhamdulillah... kita bertiga masuk lima besar. Syata rengking 2, Cika rengking 3, dan Ana rengking 4. kami pun tidak menyangka bisa masuk lima besar di kelas. Padahal waktu ujian kita mengerjakan apa adanya dan dalam keadaan sakit hati. Dan kini nilai raport kita malah baik. Aku pikir nilai kita akan turun, tapi... malah kebalikannya. Terima kasih ya Allah Engkau telah memberi kami anugrah yang indah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar