Rabu, 26 Oktober 2011

The Best Moment (cerita fortasi)

Aku duduk disebuah kursi panjang didepan kelas 9D. aku melihat orang-orang kesana-kemari membawa selembar kertas dan melihat anak-anak seumuran ku antri untuk menjalankan tes wawancara. Aku lulusan SD Muhammadiyah di Kotagede sudah tercatat diterima disalah satu SMP Muhammadiyah di Kotagede, yaitu SMP Muhammadiyah 7. Dengan bekal ijasah SD ku dengan nilai rata-rata yang sangat memuaskan, aku mendapat beasiswa di SMP ini.
            Suasana yang nyaman dan tenang membuat hati dan pikiran tenang. Aku duduk disini menanti orang tua ku yang sedang mengambil seragam biru putih dan seragam lainnya. Kini aku sudah tidak memakai seragam merah putih lagi. Aku akan memakai seragam biru putih dengan badge lambang Muhammadiyah dengan tulisan SMP Muhammadiyah 7 Yogyakarta.
            Aku berharap aku tidak salah pilih sekolah disini. Aku ingin menjadi orang yang bermanfaat dan menjadi orang yang berguna. Aku janji dalam hati untuk bisa aktif sekolah disini. Aku tahu ada banyak kegiatan di SMP ini. Dan aku ingin menjadi anggota IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah).
***

            Hari ini hari pertama ku menginjakkan kaki di sekolah baru ku. Dengan bangga aku mengucap “bismillah” dalam hati dan memasuki gerbang sekolah baru ku. Senyuman ramah kakak-kakak kelas mengantar ku ke kelas fortasi (forum ta’aruf siswa). Fortasi adalah salah satu acara wajib yang dilakukan untuk siswa baru. Dengan kelas yang tenang aku duduk paling pojok depan.
            “Hay, kenalin aku Gina.” Setelah duduk aku diajak kenalan teman samping ku.
            “Aku Novi.” Aku dan Gina lalu bersalaman. Mendapat teman satu masih belum cukup buat aku.
            Acara fortasi dimulai, hari pertama hanya perkenalan. Aku dan teman-teman lainnya kumpul di aula sekolah untuk acara pembukaan dilanjutkan perkenalan. Kami diberi tugas oleh kakak-kakak panitia untuk membawa buku yang sudah diberi nama dan nomor. Setelah acara dibuka oleh kepala sekolah, acaranya dilanjutkan perkenalan. Dengan membawa buku itu kami semua siswa baru disuruh untuk mengisi buku itu dengan nama teman-teman baru, siapa yang mendapat teman paling banyak akan mendapat hadiah. Waahh menarik sekali, batin ku.
            Untuk acara perkenalan ini diberi waktu selama 30 menit untuk mendapakan teman sebanyak-banyaknya. Aku dan Gina memulainya dari pojok utara. Ruangan aula jadi rame dan ribut. Suara anak-anak yang rame membuat kepala ku pusing. Tapi semangat ku nggak ikutan pusing lhhoo. Gina malah terpisah dari ku, tapi tak apa lah, mungkin dia juga mau mencari teman dari barisan tengah.
            “Ehh tulis nama donk.” Kata ku ketika meminta menuliskan namanya di buku ku.
            “Ntar gantian yaa?” kata salah satu teman ku juga.
            Dengan cara itu kita bergantian menulis nama. Aku sudah mendapatkan banyak nama dan tentunya teman baru di buku ku.
            “Waktu tinggal 5 menit lagi, ayoo buruan adik-adik tulis nama teman kamu yang banyak.” Kata kak Reza, sebagai MC acara perkenalan ini.
            “Iyaa ayoo adik-adik semua, namanya yang sudah dicatat jangan sampai lupa yaa. Itu sebagai teman baru kalian.” Kata kak Mona, pasangan kak Reza sebagai MC.
            Sepertinya semua teman udah aku mintain tulis nama deh, kurang siapa lagi yaaa. Hadehh kayaknya udah aja deh. Udah 208 anak ini banyak juga kan yaa. Mungkin ada yang lebih banyak dari ini kok. Aku juga nggak berharap aku yang mendapatkan terbanyak. Capeknyaa, aku melihat Gina, lalu aku samperin dia.
            “Sepuluh, sembilan, delapan, tujuh, enam, lima, empat, tiga, dua, satu. Waktunya habis adik-adik semua, ayoo kalian duduk diposisi kalian tadi.” Kata kak Mona, sambil memandu kami untuk duduk ditempat kita tadi.
            “Dapet brapa Gin?” Tanya ku.
            “189. Kamu Nov?”
            “Aku 208.”
            “Waw banyak juga tuh, siswa baru disini kan ada 225 kamu hampir semuanya donk. Hebat kamu.”
            “Ahh biasa aja kali hehe.”
            Sekarang saatnya istirahat dulu, kami diberi minum dan snack. Sebelum acara perhitungan bagi siapa yang mendapatkan nama terbanyak. Fortasi baru berjalan sehari aja udah seneng banget, mungkin hari berikutnya tambah seneng lagi.
            “Sekarang waktunya kakak-kakak ingin tau, siapa sih yang mendapat nama terbanyak. Ayoo kita mulai dari yang terbesar dulu kali yaa kak Reza.”
            “Iyaa betul, siswa baru disini ada 250, siapaa yang mendapat 250? Hayooo ada nggak?”
            Teman-teman tidak ada yang mengacungkan jarinya. Semuanya hanya tengok kekanan dan kekiri.
            “Waahh kayaknya nggak ada tuhh kak Reza.”
            “Kalo gitu, siapa yang mendapat 240?”
            “Nggak ada juga ternyata.”
            “Atau gini ajaa, siapa yang mendapatkan diatas 200?”
            Aku mendapat 208, brarti aku termasuk donk. Tapi kok cuma 5 orang yang mengacungkan jarinya. Ditambah aku jadi 6 orang.
            “Ayooo yang diatas 200 maju kedepan sini.”
            Aku lalu maju dan berdiri menghadap teman-teman semua.
            Setelah semuanya dicek oleh kakak-kakak panitia. Akhirnya aku menjadin urutan nomor 2, ada teman ku yang bisa mengumpulkan nama sebanyak 218. Diambil 3 anak yang terbanyak menuliskan nama.
            “Selamat yaa buat dek Novi, dek Itha dan dek Deni. Kalian mendapatkan kenang-kenangan dari sekolah.”
***

            Setelah berhari-hari mengikuti fortasi, tibalah hari terakhir. Setelah kemaren-kemaren mengikuti semua kegiatan yang diadakan dari sekolah, ada lomba-lomba dan menjadi petugas upacara bendera. Semuanya udah aku ikuti dan kegiatan tersebut semuanya sangat menyenangkan. Aku bisa kenal dengan teman-teman lainnya dan bisa dekat dengan kakak-kakak kelas, dan juga dekat dengan guru-guru sebagai juri lomba. Kekeluargaan sangat terasakan di SMP Mutu (Muhammadiyah tujuh), nggak salah pilih aku sekolah disini. Sebagai murid baru aku sudah bisa meraih prestasi di acara fortasi ini.
            Hari terakhir diisi dengan pentas seni dan setiap kelas harus mewakili untuk pentas diatas panggung. Kelas aku diwakilkan oleh Farid dan Nida, mereka membawakan musikalisasi puisi.
            “Okee adik-adik semua, gimana tadi band pembukanya? Seru banget kan?” kali ini kak Reza dan kak Imey yang menjadi MC. Secara kak Reza banyak digemari oleh teman-teman semua.
            “Adik-adik semua ini adalah acara teakhir kalian fortasi. Gimana pada seneng nggak?” kata kak Imey.
            “Seneeeeng” teriak semua siswa baru.
            “Kalian jangan sedih yaa, kak Reza masih bisa bertemu kalian kok, besok kak Reza di kelas 9D hehe.”
            “Huhuhu”
            “Dari pada kelamaan, ini ada band satu lagi yang akan tampil, nggak kalah bagusnya sama band yang tadi yang menjadi pembukaan. Ini dia kita panggil yaa, ada kak Toto, kak Lina, kak Hasan dan kak Zia.”
            Acara pentas seni sangat meriah sekali sepertinya teman-teman semua juga menyukainya. Dan akhirnya pentas seni ditutup dengan pengumuman.
            “Adik-adik semua, ini ada pengumuman, mulai besok senin kalian sudah pelajaran biasa dan sorenya kalian harus wajib ikut baris-berbaris untuk seleksi siswa baru yang akan menjadi pasukan tonti Mutu.”
            Aku bersemangat untuk ikut baris-berbaris. Kemaren juga udah dibilang sama kak Mona pas latihan jadi pasukan pengibar bendera, kalo aku pasti bisa ikut menjadi pasukan tonti. Dan kak Ilham juga bilang, kalo aku bisa langsung masuk menjadi anggita IPM karena aku termasuk aktif diantara siswa baru lainnya.
***

            Aku mengikuti semua kegiatan yang diadakan sekolah untuk siswa baru pastinya. Pagi ini aku pertama masuk kelas 7B dan teman-teman yang udah aku kenal sebelumnya ketika fortasi kemaren. Hari pertama bertemu dengan wali kelas dan pemilihan pengurus kelas. Aku dipercaya sebagai bendahara kelas, hadehh bakalan ngurusin duit deh.
            Kelas ku sangat nyaman dan teman-temannya juga asik. Aku udah kenal mereka sewaktu fortasi.
            Sore harinya kami semua waib mengikuti seleksi baris-berbaris. Selama seminggu kami semua wajib mengikutinya. Kakak-kakak yang melatih kami agak sedikit galak, padahal aslinya mereka nggak galak lhoo, apa cuma untuk menakut-nakuti kami aja kali yaa. Mungkin juga supaya kita tuh disiplin aja. Kelihatan juga tuh, kayaknya kak Imey cuma acting aja tuh hehe.
            “Noviii,” panggil kak Rere.
            “Noviii, kamu kok melamun aja sih, kamu harus dihukum, lari lapangan 3kali.” Panggil kak Rere kedua kalinya.
            “Waduuhh”
            “Ayoo cepat sana.”
            Aku lari mengelilingi lapangan. Di belakang sana, barisan laki-laki ada yang seneng kayaknya melihat aku lari. Cowok itu namanya Tatang. Dia itu teman sekelas aku, dari kemaren seneng banget ngliatin aku hehe aku aja kali yaa yang GR.
            Setelah melaksakan hukuman itu, kak Rere bilang sama aku, “kamu kepilih lhoo dek jadi pasukan tonti.”
            “Oiyaaa?”
            “Iyaa”
            “Asik, asik.”
            Aku udah tahu duluan kalo aku kepilih jadi pasukan tonti sekolah. Ahaa aku seneng banget deh.
***

            Nggak sia-sia deh aku seneng banget. Berkenang banget deh aku menjadi siswa baru di SMP ini. Aku juga menjadi anggota IPM, dan rekan ku di bidang upacara dan olah raga  di IPM adalah Tatang, huaahh….

Mengejar Mimpi (sebuah cerita pendek)

Karena aku mencintaimu..
            Dan hatiku hanya untukmu..
            Tak akan menyerah..
            Dan takkan berhenti,,Mencintaimu..
            Ku berjuang dalam hidupku..
            Untuk slalu memilikimu..
            Seumur hidupku,,setulus hatiku,,hanya untukmu…
           
            Lagu yang dinyanyikan ”seventeen”, band asal Jogja ini membawaku melayang mengikuti iramanya. Ketika tanganku mengulurkan kepada ”ifan” sang vokalis, tiba-tiba,
            ”bruuuk..........” aku terjatuh dari tempat tidurku.
            ”Haduuuu,,,,, sakit !!! hah..... ternyata cuma mimpi” sambil mencubit pipiku.
            ”huff,, kapan ya mimpiku kenyataan???”
            Aku langsung mandi dan berangkat kesekolah karena sekarang hari pertama aku ujian semester.
Hari ini pertama ujian semester satu, di ruangan yang sangat tenang,
            “haduu,, pusing kepalaku” kata Ana dalam hati.
            Soal yang dikerjakan sangat sulit. Aku yang duduk di pojok, melamun dan menatap pandangan kedepan. Dan melihat kakak kelas yang duduk didepanku manis banget.
            ”gila, manis banget tu cowok. Mirip ifan vokalisnya seventeen. Hehe.”       
”wah kalo tiaphari ujian kaya gini bisa cerah mataku begitu pula dengan otakku bisa encer mikirnya. Hehe” batinku.
”ah... Ana, Ana. Kamu ini terbawa mimpi semalem. Mikirin ifan terus. Yang harusnya dipikir tuh soal ujian yang dihadapanmu itu lho...” kata hatiku berbicara.
            Sepulang ujian aku nggak nyangka ketemu cowok yang manis itu. Dan dia ngeliatin aku. Haduu,, GR ne.. hehe. Langkah dia berjalan menuju kearahku. Eh dia  nyamperi aku..
            ”hay, kamu yang duduk dibelakangku ya ?” kata cowok itu.
            ”hah iya kak,” jawabku kaget, jangan-jangan kakak ini tau kalo tadi aku lihatin terus.
            ”panggil aku Reifan aja.” cowok manis itu ngajak salaman.
            ”okey, panggil aku Ana.” sambil salaman.
            ”aku pulang dulu ya, sampai ketemu besok lagi.” pamit Reifan.
            Hah... tak ku sangka aku bisa kenalan dengan dia. Kak Reifan, haduuu... jadi semangat belajar ne. Hehe.
***
            Ditengah-tengah istirahat, teman Ana yang bernama Lili tiba-tiba memberikan nomor hp kepada Ana, dan tak lain nomornya Reifan. Dengan senang hati Ana langsung save nomornya.
            ”Thanks ya.” kata ku kepada Lili.
            ”ya sama-sama, udah jangan mikirin kak Reifan terus.”
            ”sapa yang mikir, aku mikir buat nanti ujian jam kedua kok.”
            ”alah.... eh besok ada konser seventeen diJogja.” kata Lili menunjukkan pamfletnya.
            ”oya.... aku mau nonton ah.... ngajak kak Reifan. Sapa tau mimpiku bisa kenyataan. Hehe.”
            Setelah tau kalo mau ada konser seventeen. Aku seneng baget. Yang aku lakukan sekarang melakukan pendekatan dengan kak Reifan. Hehe. Supaya bisa nonton bareng. Dan akhirnya aku yang sms duluan. Kak Reifan juga bales. Sampai akhirnya kita smsan. Tak lupa juga aku memberikan semangat belajar untuk kak Reifan. Nampaknya kak Reifan juga suka kalau aku beri semangat buat belajar. Setiap kali masuk ruang ujian wajah kak Reifan selalu ceria dan semangat, begitu juga dengan ku, hehe.
            Hari demi hari berlalu, waktu ujian pun tinggal beberapa hari. Di malam hari aku sms kak Reifan dan ngomongin soal konser seventeen itu. Pertamanya sih aku agak jaim-jaim gimana gitu mau ngajak nonton bareng. Tapi malah kak Reifan yang ngajak aku nonton bareng. Haduuu, senangnya. Dan aku pun kaget waktu kak Reifan mengirimkan sms yang terakhir berupa puisi yang intinya kak Reifan mengungkapkan isi hatinya kepadaku. Aku masih agak bingung, padahal itu kan waktu yang paling aku nanti. Tapi masak sih kak Reifan ngungkpin perasaannya lewat sms?! Aku kan belum bisa percaya. Tapi juga udah tak terima sih, hehe. Aku pengennya kak Reifan ngomong langsung dipagi hari.
            ”Ana, gimana ?” kak Reifan memanggilku.
            ”Gimana apanya ?”
            ”ya, yang kemaren?!” ucap kak reifan dengan muka pucat.
            ”aku kan udah jawab, iya”
            Setelah aku resmi jadian, dan hari ini pun hari terakhir ujian, dan hari ini juga ntar malem ada konser seventeen. Dari pulang ujian aku udah mau siap-siap untuk ntar malem. Haduu... akhirnya mimpiku akan kenyataan juga. Mau nonton seventeen sama pacar pula, hehe. Tapi.... ntar bisa nggak yaw foto bareng ma ifan ?? moga bisa, hehe.
***
            Suara motor kak Reifan sudah didepan rumah. Aku bergegas meninggalkan kamar dan pamitan sama kedua orang tuaku.
            ”SEVENTEEN I’am COMING” teriakku didepan rumah.
            Sesampainya ditempat konser, kak Reifan juga janjian sama teman-temannya. Dan aku ingin dikenalkan tapi aku malu, aku hanya ngumpet dibalik tembok.
            ”Ana, kesini dong !!” panggil kak Reifan.
            Aku hanya terdiam. Ketika kak Reifan mendekati aku dan menarik tanganku, tiba-tiba...
            ”bruuukkk....” aku terpeleset dan jatuh tepat diatas kak Reifan.
            ”ups, sori.”
            ”udah nggak papa, nggak mau kenalan ma temenku juga nggak papa, sekarang kita nonton seventeen aja, itu udah mulai.”
            Akhirnya konser itu pun dimulai, aku dan kak Reifan nonton didepan sendiri, meskipun agak berdesak-desakan. Ketika seventeen menyanyikan lagu yang berjudul ”untuk mencintaikmu” dari belakang kak Reifan memelukku. Oh... so sweet.
            Setelah seventeen menyanyikan lagu itu, seventeen istirahat sejenak dibelakang panggung. Aku diajak kak Reifan dibelakang panggung supaya bisa bertemu langsung dengan seventeen. Dengan susah payah, akhirnya kita berdua bisa masuk. Dan aku pun bisa bertemu langsung dengan ifan. Haduuu,, dream come true. Dan...
            ”CLIIK” kami pun foto bertiga. Aku, Ifan ”seventeen”, dan kak Reifan.
            Foto itu aku pajang dikamar dan didompetku. Akhirnya mimpi itu pun bisa aku dapat.

Minggu, 23 Oktober 2011

new

this is my new blog , altough use the old but this is my new inspiration in my live :)
because i'm just enjoying in my live from now :D

Rabu, 06 Juli 2011

A Miracle (cerita pendek)

Aku duduk termenung sendiri di kamar. Aku tersadar, aku hanyalah orang yang sudah dianggap nakal di sekolah. Teman-teman selalu sebal dengan ku karena aku sering sekali usil kepadanya. Namun, teman-teman sangat sayang kepada ku, nggak seperti kedua orang tua ku. Papa ku sibuk kerja dan mama ku hanya sibuk mengurus kakak ku, yuup anak yang selalu dibanggakan. Aku orang yang bodoh dimata mereka. Aku nggak punya pembela di rumah. Aku selalu merasa sendiri, ehh tapi untung saja aku punya Ifan, cowok yang baiiiiik banget, slalu nemenin aku, nahh dia itu cowok ku. Tetapi Ifan udah kelas 12.
            Aku selalu menghabiskan waktu ku di sekolah. Aku menjadi anggota mading dan aku sangat suka menulis. Hari ini ada lomba mading se-DIY dan Jateng. Tentunya aku menjadi ketua kelompok mading ku dong.
            “Vik, pimpin kelompok mading ini sebaik mungkin dan harus menang lhooo.” Kata Ibu Mala, guru pembimbing tim madding kami.
            “Okee bu, siap deehh” kata ku penuh semangat.
            Tiap hari aku slalu nglembur mengerjakan mading, karena juga dikejar oleh waktu. Cuma dikasih waktu dua minggu. Sore ini akan menjadi pekerjaan buat kami, karena besoknya udah penilaian. Akhirnya mading jadi juga dan tepat jam 8 malam kami baru mau pulang.
            “Vika…” teriak Ifan memanggil ku. Ifan mungkin sengaja nongkrong didepan sekolah untuk menunggui ku, dan menjemput aku.
            Dengan jalan santai aku mendekatinya. “Udah dari tadi yaa nunggunya? Sori ya Fan.” Kata ku.
            “Udah dari kemaren kali.” Ucapnya dengan nada bercanda. “Udah makan belum Vik?”
            “Belum neh, temenin aku makan yuk. Ditempat biasa yaa.”
            Nggak peduli nanti mau sampe rumah jam brapa. Aku pokoknya udah tidak peduli. Yang mama peduliin hanyalah kakak ku. Tiap malam aku juga sering sih dimarahin, tapi nggak berdampak buruk bagi mereka.
            “Mampir dulu nggak Fan?”
            “Nggak udah lahh Vik, udah jam 10 juga.”
            “Tapi makasih yaa.”
            Tiba-tiba mama dari depan pintu sudah teriak memanggil ku. “Vikaaa, cepat masuk.”
            “Aku pulang yaa Vik, yang sabar yaa.”
            Aku dimarahi mama diruang tamu. Dikatain anak inilah, itulahh sesuatu kata-kata yang tidak ingin aku dengar. Ntah mengapa mama memperlakukan aku seperti ini. Kalo kata Ifan sih supaya aku jadi anak baik-baik dan nggak nakal. Tapi apa kenyataannya, it’s imposible.
            Aku lalu mengurung diri di kamar, dan aku hanya bisa menulis. Aku selalu menulis ketika aku habis dimarahi sama mama. Menulis apa aja yang aku pengen tulis dan akhirnya aku bisa menulis sebuah novel. Sayangnya papa nggak setiap hari di rumah. Aku kangen papa yang selalu membela aku.

***
            “Yey, kita juara 2….” Teriak ku penuh bangga.
            Tim kami memenangkan lomba mading itu, dan aku bisa tertawa penuh bangga. Disamping ku juga ada Ifan, yang tak kalah menebarkan seyumnya penuh bangga.
            Aku merayakan kejuaraan ini dengan Ifan, tapi Ifan terlihat agak sedih saat ingin bicara serius dengan ku.
            “Kamu kenapa sih Fan? Kok kayaknya nggak seneng gitu sih?” tanyaku penasaran.
            “Aku mau pulang Vik.”
            “Lhoo kita kan baru sebentar disini, ini juga masih jam 7.”
            “Bukan itu maksud aku. Aku mau pulang ke Jakarta.” Ucap Ifan lirih, karena nggak mau nyakitin hati aku. Karena aku juga masih sangat butuh Ifan disisiku.
            “Apaaa?” air mata ku menetes begitu mendengarnya.
            Berualang kali Ifan minta maaf kepada ku dan aku hanya bisa menangis. Aku ingin dekat terus dengan Ifan. Tapi ini karena permintaan orangtua Ifan yang menginginkan Ifan untuk kuliah di Jakarta. Aku terus menangis dalam dekapannya.
            Sesampai di rumah, tidak ada yang menanyakan tentang kejuaraan ku. Aku masuk kamar dan menulis. Rasanya aku ingin ikut Ifan ke Jakarta. Tapi itu sangat tidak mungkin. Aku masih harus sekolah dan aku harus tambah rajin belajar karena aku udah memasuki kelas 12.
            Sore ini aku mengantar Ifan ke Bandara. Aku terus saja menangis, karena aku nggak sanggup bila tanpa Ifan. Hari-hari ku pasti akan kosong.
            “Udahlah Vik, jangan nangis gitu ahh, jelek tau.”
            Aku terdiam dalam dekapannya.
            “Aku janji dehh, tiap liburan aku ke Jogja buat ketemu kamu.”
            Aku masih diam.
            “Kamu juga boleh kok maen ke Jakarta.”
            Setelah mendengar bahwa pesawat Ifan akan segera berangkat, aku beranikan diri menatap wajahnya dan mencium tangannya. Ifan melakukan hal yang sama, dan Ifan mencium kening ku.
            “Aku selalu merindukan mu, jangan sampai kita putus komunikasi.” Aku lalu melepaskan tangannya perlahan dan Ifan berjalan menuju pintu masuk.
           
***
            Beberapa bulan kemudian.
            Aku menjadi sering pulang malam, aku selalu nongkrong bersama teman-teman. Dan aku sering sekali dimarahin mama. Tapi inilah aku, aku bosan dengan kelakuan mama yang selalu mengekangku dan aku cemburu dengan perlakuan mama terhadap kakak ku.
            Liburan semester pun tiba, tetapi Ifan belum juga libur. Aku udah kangen banget dengan Ifan. Aku tidak mau terus-terusan kebayang Ifan. Aku memutuskan untuk maen sepuasnya bersama teman-teman.
            Aku pulang pagi, tepat adzan subuh aku baru pulang. Mama sangat marah kepada ku. Sampai-sampai mama menyuruh ku untuk tidak pulang saja.
            “Oke aku turuti permintaan mama. Good bye mom!”
            Mama hanya menangis melihat ku membawa tas besar dan pergi meninggalkan rumah. Mungkin aku sudah dosa besar sama mama. Aku bingung mau kemana. Dan akhirnya aku menghubungi Ifan. Aku nekat ke Jakarta sendirian.
            “Ifaaan.” Begitu aku melihat Ifan datang untuk menjemputku, aku langsung memeluknya.
            “Kamu kok sampai kabur kayak gini sihh, gimana kalo mama kamu nyari.”
            “Nggak bakal mama nyari aku. Mama juga nggak peduli ma aku, bahkan ma bakat aku yang suka menulis dan tulisan ku udah dimuat dimedia massa, mama juga nggak peduli.”
            “Terus rencananya kamu mau ngapain disini?”
            “Yaa ketemu kamu dong.”
            Diperjalanan menuju rumah Ifan kami ngobrol dan melepas kerinduan yang slama ini kita pendam. Aku diperkenalkan dengan orangtuanya Ifan, sedikit agak malu juga nih. Untungnya sama mama dan papa Ifan nggak keberatan kalo aku beberapa hari ini akan nginap di rumahnya. Aku juga dikenalin dengan Rara, adik kandung Ifan. Ternyata Rara juga sangat suka menulis. Aku bisa sharing ma Rara soal tulisan. Namun, sayangnya Rara masih kelas 2 SMP hehe.
            Rencana hari in aku mau jalan-jalan bersama Ifan. Aku mau ke Dufan untuk melepas segala penat yang ada. Setelah capek maen, aku berdua duduk beli minum dan mengobrol.
            “Kalo misalkan mama kamu tau kamu ma aku gimana Vik?” Tanya Ifan.
            “Yaa udaahh nggak papa kan Fan? Aku malah minta papa jemput aku kesini.”
            “Hah kamu bilang ma papa kamu?”
            “Iyaa dong Fan, papa ku juga baru ada kerja di Bandung kok.”
            “Oiyaa bay the way gimana tulisan kamu yaaa Vik, yang beberapa bulan lalu kamu kirim ke penerbit novel remaja?”
            “Iyaa aku belum tau Fan, moga aja udah diterbitin hehehe. Kalo misal diterbitin papa aku yang paling tau pertama, aku cantumin alamat kantor papa sama alamat email papa. Aku nggak mau nyantumin alamat rumah. Nanti malah diambil sama nenek sihir itu hehe.”
            “Heh kamu ini, biar bagaimanapun dia itu mama kamu.”
            “Lebih tepatnya mama tiri. Udah yuk pulang. Udah capek. Adek mu juga udah nunggu aku tuh, mau nulis bareng.”

***
            “Papa…” papa tiba-tiba ada didepan pintu rumah Ifan. Aku seneng papa jadi jemput aku.
            “Coba tebak Vik, papa bawa apa buat kamu?” aku sangat penasaran tapi beda dengan Ifan, mungkin Ifan udah tau. Hadehh dasar Ifan kok nggak ngasih tau aku sih.
            “Apa pa? Vika penasaran neh.”
            “Ini novel pertama kamu udah terbit sayang.” Kata papa dengan bangga.
            “Wow…” aku sangat terkejut.
            “Papa tau, isinya ini perasaan hati kau kan Vik. Biar bagaimanapun dia itu mama kamu sayang.”
            “Iya lebih tepatnya mama tiri papa.”
            “Tapi papa mau ngabulin permintaan kamu sesuai akhir cerita kamu ini. Kita sekeluarga akan pindah ke Bandung. Yaa supaya kamu bisa dekat dengan Ifan lagi, dan dekat dengan papa terus. Papa mulai bulan depan udah menetap kerja di Bandung.”
            “Aaa makasiih papa, Vika sayang banget ma papa.”
           
            Sejak itulah kehidupan ku penuh dengan warna lagi.

KUASA PATRIARKI DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY


(Tinjauan Sastra Feminis)


Lia Noviastuti
10210141017


Abstrak
            Patriarki dalam kamus Bahasa Indonesia artinya adalah tata kekeluargaan yang sangat mementingkan garis turunan bapak. Patriarkhi meletakkan perempuan di bawah laki-laki atau memperlakukan perempuan sebagai lelaki yang inferior. Kekuatan digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam kehidupan sipil dan rumah tangga untuk membatasi wanita.
     Novel karya Abidah El Khalieqi menunjukkan adanya keinginan untuk membuktikan bahwa kaum perempuan itu tidak lemah, dan bisa juga menjadi kuat melebihi kaum laki-laki. Perempuan tidak harus hidup di rumah. Perempuan juga boleh sekolah sampai Perguruan Tinggi. Didalam novel ini diceritakan kehidupan Annisa dari kisahnya sebagai perempuan yang tegar, sabar, cerdas dan pintar dari Annisa kanak-kanak sampai Annisa dewasa.
            Novel Perempuan Berkalung Sorban ini mengungkapkan tentang penindasan Annisa, tokoh utamanya yang selalu dituntut oleh bapaknya. Sampai dijodohkan dengan orang yang Annisa tidak suka. Annisa sangat menginginkan kemerdekaan bagi dirinya untuk dapat mewujudkan cita-citanya supaya bisa sekolah sampai Perguruan Tinggi.
Kata kunci : pariarki, kemerdekaan



A.    Pendahuluan
1.      Latar Belakang Masalah
Semakin banyaknya karya sastra novel dalam bentuk islami membuat para pembaca penasaran dan ingin sekali membacanya dan sebagai sebuah pengetahuan. Terlebih jika novel itu difilmkan. Semakin banyak yang ingin menonton dan semakin banyak pula yang ingin membaca novelnya, membuktikannya, apakah antara novel dan film itu sama. Setelah maraknya Ayat-ayat Cinta, sutradara Hanung Bramantyo membuat film dengan novel yang islami juga, yaitu Novel Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah El Khalieqi.
Novel Perempuan berkalung Sorban menceritakan tentang Annisa (tokoh utama) yang menginginkan kebebasan dari pondok dan ingin kemerdekaan sebagai seorang perempuan. Novel karya Abidah El Khalieqi,  lahir di Jombang, Jawa Timur setamat Madrasah Ibtidaiyah, melanjutkan sekolah di Pesantren Putri Modern PERSIS, Bangil, Pasuruan menunjukkan adanya keinginan untuk membuktikan bahwa kaum perempuan itu tidak lemah, dan bisa juga menjadi kuat melebihi kaum laki-laki. Perempuan tidak harus hidup di rumah. Perempuan juga boleh sekolah sampai Perguruan Tinggi. Didalam novel ini diceritakan kehidupan Annisa dari kisahnya sebagai perempuan yang tegar, sabar, cerdas dan pintar dari Annisa kanak-kanak sampai Annisa dewasa.
Konflik cerita dimulai ketika Bapaknya Annisa menjodohkan Annisa dengan seorang laki-laki yang baru saja dikenalnya dan Annisa sendiri tidak menyukai laki-laki tersebut. Annisa selalu menuruti apa perintah Bapaknya untuk tidak melanjutkan sekolah lalu menikah dengan laki-laki tersebut.
Patriarki dalam kamus Bahasa Indonesia artinya adalah tata kekeluargaan yang sangat mementingkan garis turunan bapak. Patriarkhi meletakkan perempuan di bawah laki-laki atau memperlakukan perempuan sebagai lelaki yang inferior. Kekuatan digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam kehidupan sipil dan rumah tangga untuk membatasi wanita.
Dari latar belakang tersebut, novel ini dikaji lebih dalam, untuk membuktikan bahwa perempuan itu tidak bisa dipandang lemah dan perlu juga kemerdekaan.



2.      Rumusan Masalah
Dalam novel Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah El Khalieqi, berdasarkan latar belakang di atas saya merumuskan masalah yang akan dibahas sebagai berikut :
a.       Kuasa patriarki seperti apakah yang terdapat dalam novel Perempuan Berkalung Sorban?
b.      Bagaimana sikap Annisa sebagai tikoh utama dalam menyelesaikan kuasa patriarki dalam novel Perempuan Berkalung Sorban?


3.      Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, dapat saya rumuskan tujuan-tujan sebagai berikut :
a.       Mendeskripsikan kuasa patrirki dalam novel Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah El Khalieqy dengan menggunakan analisis sastra feminis.
b.      Mendeskripsaikan sikap Annisa dalam menyelesaikan kuasa patriarki.


B.     Kajian Teori
1.      Tentang Patriarki
Suatu tingkatan penting dalam feminisme modern dicapai oleh Kate Millet dalam bukunya Sexual Politics (1970). Ia mempergunakan istilah “Patriarkhi” (pemerintahan ayah) untuk menguraikan sebab penindasan wanita. Patriarkhi meletakkan perempuan di bawah laki-laki atau memperlakukan perempuan sebagai lelaki yang inferior. Kekuatan digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam kehidupan sipil dan rumah tangga untuk membatasi wanita. Meskipun ada kemajuan demokrasi, menurut Millet; wanita masih terus dikuasai oleh suatu system peranan-kejenisan yang stereotype yang menguasai mereka sejak muda. Ia meminjam dari ilmu pengetahuan kemasyarakatan pembedaan yang penting antara “seks” dan “jenis kelamin”. Seks ditentukan secara biologis, tetapi jenis kelamin adalah pengertian psikologis yang menunjuk secara kultural identitas seksual yang diperlukan. (Raman Selden, 1985:139)


2.      Pendekatan Fenimisme (kritik sastra feminis)
Menurut Djajanegara (2000:15) pendekatan feminisme dalam kajian sastra sering dikenal dengan nama kritik sastra feminis adalah salah satu kajian karya sastra yang mendasarkan pada pandangan feminisme yang menginginkan adanya keadilan dalam memandang eksistensi perempuan baik sebagai penulis maupun dalam karya sastra-karya sastranya. Lahirnya kritik sastra feminis tidak dapat dipisahkan dari gerakan feminisme yang pada awalnya muncul di Amerika Serikat pada tahun 1700-an. (Wiyatmi, 2006:113).
Menurut Djajanegara (2000:1-2) ada beberapa pendapat yang berkaitan dengan munculnya gerakan feminism di Amerika. Pendapat pertama mengatakan bahwa pada waktu deklarasi Amerika 1776 antara lain dicantumkan bahwa all men are created equal, tanpa menyebut perempuan. Para feminis merasa bahwa pemerintah Amerika tidak mengindahkan kepentingan-kepentingan perempuan. Maka dalam konvensi di Seneca Falls tahun 1848, yang dianggap sebagai awal timbulnya gerakan perempuan secara terorganisir dan dianggap sebagai women’s Great Rebellion (Pemberontakan Besar Kaum Perempuan), para tokoh feminis memproklamasikan versi lain dari Deklarasi Kemerdekaan Amerika yang berbunyi: all men and women are created equal.
Menurut Djajanegara (2002:2) pendapat lain mengatakan bahwa aspek agamalah yang mendasari tumbuhnya gerakan feminisme di Amerika. Menurut pendapat ini, gereja bertanggung jawab atas kedudukan wanita yang inferior, karena baik agama protestan maupun khatolik menempatkan perempuan pada posisi yang lebih rendah daripada laki-laki. Menurut ajaran Martin Luther dan John Calvin, walaupun pria dan wanita bisa berhubungan langsung dengan Tuhan, tetapi wanita tidak layak bepergian, wanita harus tinggal di rumah dan mengatur rumah tangganya. Sementara itu, gereja Katolik beranggapan bahwa wanita adalah makhluk yang kotor dan wakil iblis; di gereja hendaknya wanita diam karena dia tidak diijinkan berbicara; para istri hendaknya tunduk kepada suami-suami kalian. (Wiyatmi, 2006:114)
Menurut Djajanegara (2002:2) pandangan lain yang mempengaruhi lahirnya feminisme adalah konsep sosialisme dan Marxis. Menurut pandangan ini, kaum perempuan merupakan suatu kelas lain, yaitu kelas laki-laki. (Wiyatmi, 2006:114).

3.      Kritik Sastra Feminis Ideologis
Kritik sastra feminis ideologis memfokuskan perhatian pada citra serta stereotype wanita dalam karya sastra. Kritik ini meneliti kesalahpahaman tentang wanita dan sebab-sebab mengapa wanita sering tidak diperhitungkan, bahkan nyaris tidak diperhitungkan sama sekali dalam kritik sastra.



C.     Metode Penelitian
Subjek penelitian ini adalah novel Perempuan Berkalung Sorban (Arti Bumi Intaran, 2009) karya Abidah El Khalieqi. Novel ini adalah novel cetakan ke 5. Data penelitian berupa gagasan patriarki dalam novel Perempuan Berkalung Sorban.
Teknik analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a.       Teks novel dibaca dan dipahami, kemudian unsur-unsur yang mengandung gagasan kuasa patriarki dideskripsikan.
b.      Pengiidentifikasikan unsur-unsur fiksi yang merefleksikan gagasan tersebut.
c.       Gagasan kuasa patriarki tersebut kemudian diungkapkan dalam penelitian.




D.    Pembahasan
Teori yang digunakan dalam kajian ini adalah pendekatan fenimisme (kritik sastra feminis) karena novel Perempuan Berkalung Sorban menceritakan tentang kisah pengorbanan seorang perempuan, Annisa yang sangat cerdas, pintar dan sabar dalam menghadapi berbagai cobaan. Baginya kaum perempuan itu tidak harus mengerjakan kegiatan rumah tangga sendirian.
Novel Perempuan Berkalung Sorban menceritakan tentang hak dan kewajiban seorang perempuan yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadist saja. Annisa tokoh utamanya ingin sekali menentang peraturan yang ada di pondok pesantren milik bapaknya sendiri. Di pondok tersebut, perempuan selalu dianggap lemah.
Simone de Beauvior, dalam The Secound sex (1949), menetapkan dengan sangat jelas masalah dasar feminisme modern. Bila seorang wanita mencoba membatasi dirinya sendiri, ia mulai dengan berkata, “Saya seorang perempuan”, tidak ada lakilaki berbuat begitu. Kenyataannya ini mengungkapkan ketaksimentrisan dasar antara istlah “maskulin” dan “feminine”. Orang laki-laki membatasi manusia bukan perempuan. Keseimbangan ini mundur ke belakang sampai ke perjanjian lama. Karena tersebar di antara orang laki-laki, para perempuan tidak mempunyai sejarah terpisah, tidak ada solidaritas; mereka telah tidak berkombinasi sebagai kelompok-kelompok tertindas yang lain. Wanita terkait dalam suatu hubungan berat sebelah dengan laki-laki; laki-laki adalah yang Satu, perempuan adalah yang Lain. Kekuasaan laki-laki telah menyelamatkan suatu iklim pemenuhan ideologis; “Para wakil rakyat, pendeta, ahli filsafat, penulis, ahli ilmu pengetahuan telah berusaha menunjukkan bahwa kedudukan wanita yang rendah diinginkan di surge dab bermanfaat di bumi.” De Beauvior mendokumentasikan tuntutannya dengan penuh ketelitian. (Raman Selden, 1985 : 136-137)
Selanjutnya, sesuai dengan pendekatan yang dipakai yaitu pendekatan feminisme dapat dipahami bahwa tokoh utama dalam novel Perempuan Berkalung Sorban ingin sekali menunjukkan bahwa perempuan juga bisa seperti laki-laki, bisa sekolah sampai Perguruan Tinggi dan perempuan juga perlu merdeka. Tetapi keinginan Annisa tersebut selalu dibantah oleh Bapaknya dan Kiai Ali, seorang Kiai yang mengajar di pondok pesantren.
                       
            “Baiklah anak-anak,” Pak guru mencoba menguasai suasana, “Dalam adat istiadat kita, dalam budaya nenek moyang kita, seorang laki-laki memiliki kewajian dan seorang perempuan juga memiliki kewajian. Kewajian seorang laki-laki, yang terutama adalah bekerja mencari nafkah, baik di kantor, di sawah, di laut atau dimaba saja asal bisa mendatangkan rezeki yang halal. Sedangkan seorang perempuan, mereka juga memiliki kewajiban, yang terutama adalah mengurus urusan rumah tangga dan mendidik anak. Jadi memasak, mencuci, mengepel, menyetrika, menyapu, dan merapikan seluruh rumah adalah kewajiab bagi seorang perempuan. Demikian juga mendidik anak, menyuapi, menggantikan popok dan menyusui, itu juga kewajiban seorang perempuan. Sudah paham, anak-anak….?” (Abidah El Khalieqy, 2009:12)

Aku tidak mau menjadi budak. Pun masa depan yang kerontang bukanlah impianku, juga impian siapapun. Tetapi, kepada siapa aku harus mengadu. Setelah bapak dan ibu juga bukanlah seorang yang merupakan tempat dimana aku bertanya dan mengutarakan isi hatiku. Kubayangkan Aisyah sahabatku. Ia juga tidak menjanjikan untuk perdebatan mimpi masa depan. Sementara mbak May hanya suka membincangkan irama bayati, husaini, dan hudaifi. Satu-satunya harapan yang mendengar dan membincangkan panjang lebar tentang itu hanyalah Lek Khudori. Tetapi alangkah jauhnya jarak membentang. ….?” (Abidah El Khalieqy, 2009:85)


            Dari kutipan diatas, sudah jelas bahwa kewajiban laki-laki dan permpuan itu sangat berbeda sekali. Akan tetapi Annisa sangat tidak setuju dengan pendapat pak guru tersebut. Kewajiban seorang perempuan tersebut begitu panjang, bahkan sulit untuk menghafalnya. Annisa masih bingung, antara pekerjaan laki-laki dan perempuan sangat berbeda dan Nisa juga sangat iri kepada kaum laki-laki yang bebas melakukan apa saja. Nisa juga ingin latihan berkuda, tetapi dilarang oleh bapaknya. Inilah salah satu bentuk kuasa patriarki dalam novel Perempuan Berkalung Sorban.
            Nisa berjanji pada dirinya sendiri, bahwa akan ada arti kemerdekaan bagi seorang perempuan, perempuan yang selalu dibawah kekuasaan Bapaknya. Perempuan tidak ada yang harus melakukan semua kewajibannya, terlihat dari kutipan yang nomor 2 tersebut bahwa Nisa ingin sekali ada seseorang yang mau mendengarkan segala unek-unek yang ada pada dirinya.

“Buku-buku tak berguna adalah semua buku yang tidak mengacu pada dalil al-qur’an dan hadis Nabi. Ya… seperti novel-novel itu, majalah atau komik-komik yang mengundang nafsu. Sedangkan cerita-cerita dalam film, selalu berisi cinta palsu dan semu, seperti yang dilihat oleh orang-orang kita yang isinya Cuma khayalan dan kebohongan serta jauh dari kenyataan hidup yang sebenarnya. Dan semua itu keluar dari otak dan mimpinya orang-orang kafir. Kalian harus paham itu! Di usia kalian seperti ini, remaja putri begitu mudah dan gampang untuk dipengaruhi, dibohongi dan dirayu oleh kebohongan-kebohongan cinta yang sengaja disuse[kan oleh para kafirun itu. Untuk merusak akidah dan akhlak kalian. Kalian dicekoki dengan ganbaran-gambaran hidup yang bebas tak kenal aturan. Jangan sampai kalian akan terjerumus. Lebih bagus lagi jika kalian sama sekali tidak membaca buku-buku selain kitab pelajaran, apalagi nonton film.” ….?” (Abidah El Khalieqy, 2009:82-83)

            Dalam kutipan di atas dapat diartikan bahwa membaca buku seperti novel itu haram hukumnya. Padahal bisa membuka mimpi bagi Nisa dan para santri lainnya di pondok.
            Konflik terjadi ketika Annisa kehilangan masa remaja yang tidak seperti teman-teman yang lainnya. Nisa harus menikah karena dijodohkan oleh Bapaknya. Baru lulus SD Nisa disuruh menikah oleh Bapaknya.
            “Terbayang kembali peristiwa pahit yang mengawali pernikahanku dengan Samsudin, laki-laki yang baru saja aku lihat wajahnya hanya satu jam sebelum akada nikah di laksanakan.” (Abidah El Khalieqy, 2009:104)

            Dalam pernikahan itulah Annisa tidak bisa bahagia. Selalu ada kekerasan yang di lakukan SAmsudin. Atas kehendak dari Bapaknya itulah yang membuat Annisa tidak bisa meninggalkan Samsudin.
“Bertanggungtawab kan tidak harus melakukan pekerjaan itu sendiri, Nisa. Bukankah urusan rumah tangga itu banyak sekali dan tangan perempuan hanya ada dua, kiri dan kanan. Jika di zaman Nabi, tradisi menghadiahi budak kepada istri adalah budaya umum, mungkin di zaman sekarang, seorang suami harus menghadiahi seorang atau beberapa pekerja rumah tangga untuk istrinya, tergantung kebutuhan dan banyaknya urusan rumah tangga. Jika suami tidak mampu memberinya seorang pembantu rumah tangga, apa itu istilahnya, PRT, maka suami harus mau turun tangan sendiri membantu istrinya. Seperti memasak, mencuci dan mengurus anak, termasuk sebagian nafkah yang harus dipenuhi oleh suami.” (Abidah El Khalieqy, 2009:175)

            Kutipan diatas menggambarkan bahwa pekerjaan rumah tangga apaun adalah tanggung jawab bersama. Itulah yang diharapkan oleh Nisa. Wanita telah dibuat lebih rendah dan tekanan ini menjadi berlipat ganda oleh keyakinan para lelaki bahwa wanita adalah lebih rendah menurut kodratnya. Gagasan abstrak tentang “persamaan” hanya permainan bibir, tetapi sedakan untuk persamaan yang nyata biasanya akan ditentang. Para wanita sendiri, bukan para lelaki yang simpatik, adalah dalam posisi terbaik untuk menilai kemungkinan-kemungkinan eksistensial kewanitaan. (Raman Selden:1985:137)



E.     Penutup
Kesimpulan
a.       Terdapat kuasa patriarki dalam novel Perempuan Berkalung Sorban berupa a) perintah seorang bapak untuk menikah dengan orang yang baru dikenalnya, b)  harus selalu menuruti apa kata bapak, jika tidak ada hukuman yang harus dilaksanakan, c) kekerasan dalam rumah tangga setelah disuruh bapaknya menikah dengan orang yang tidak dikenalnya.
b.      Kisah-kisah tokoh dalam menghadapi masalah dominasi patriarki sangat berkesan. Tetap sabar dan Annisa sangat berusaha mencari solusi.
c.       Dapat menjadi media dakwah karena banyak amanat yang terdapat di novel Perempuan Berkalung Sorban ini.